Kamis, 27 Januari 2011

setitik rasa indah sebelum ayah bunda terlelap

banyak yang mengucapkan cinta sesaat sebelum tidur,

untuk pacarnya,

untuk kekasihnya,

mesra... dan terbata,

ngantuk, tetapi dipaksakan,

sekedar pembuktian rasa sayang dan cinta (mungkin)

baik lewat sms,

atau lewat telpon,

email,

atau apapun jua.

sekedar pengantar kata terakhir sebelum menutup mata...

hm..

tarik selimut itu dan mimpi indah dengan pengantar sayang dari kekasih.

itu ...

biasa ...

lazim dan sudah pasaran,

hmmmm...

itu banyak dilakukan manusia sebelum mereka menikah dan pada saat usia muda,

saat masih cantik,

saat masih tampan,

saat semuanya masih semerbak,

wangi,

ranum

dan indah...

lihatlah...

20 tahun atau 30 tahun setelah pernikahan,

tak ada lagi ucapan itu  !

di mana?

kenapa ?

peraduan itu layu,kumuh, kusut, kumal.

bicara seadanya,

masai..

jenuh dan kusam.

tak ada lagi kalimat yang manis.

kumbangnya mati,

hilang,

atau mau bunuh diri.

jenuh.

tak banyak yang aku lihat dan perhatikan di dunia,

jarang ada suami yang mau mengantarkan air hangat untuk istrinya yang jelas halal,

jarang lagi ada istri yang mau memasangkan piama hangat dan halus untuk suaminya yang jelas pilihannya,

jarang lagi ada salam selamat tidur sebelum lelah menutup mata.

'semua biasa dan berlalu..

itulah dunia.

berbalik badan di saat kabut,

tak ada yang mau mengalah sekedar menguatkan,

tak ada yang rela sekedar membetulkan letak selimut dan perafin peraduan.

hmmm...

ku harap ini tak ada drama yang terlakon di rumah.

ayah.... ku harap engkau masih bersedia menyelimuti mama sebelum ia terlelap ...

mama ... ku harap engaku masih ikhlas membalut badan ayah dengan minyak gosok hangat sebelum beliau tertidur,

ajari aku yang tak biasa,

karena kalian istimewa.

selamat tidur,

ayah,

ibu.



^__^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar