Sabtu, 05 Februari 2011

ompong....kita sudah dewasa lho.

oleh Tha LiNa pada 13 Desember 2010 jam 11:15
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Halo adik,
Apa kabarmu ompong..”
Ahaha.. mana wajah yang kau banggakan mpong?”
Mana kulit putih mu dik…?
Mana muka yang katanya ganteng….?
Mana????
Dasar ompong..”
Ompong…”
Jeleeeeek..”
Ahahhaa….
Itulah kira-kira guyonan renyah menjelang sholat berjamaah,
biasa ku dengungkan berulang-ulang,
tepat di telinga,
Adik laki-lakiku.
Lalu kami berlarian beadu olok-olokan.
Main kejar kejaran di ruang tengah,
Lalu ayah memanggilnya untuk iqomad..
sholat magrib berjamaah.

Halo kaka gendut,!!!
Bagaimana perutmu ndut..”
Kapan meletus,?
Dasar bengkak,
sepupu badak,
hanpir meledak,
Dasar gembuuuuuuL,
Huahahahaa…
Ndut..ndut…
Malang nasibmu ndut..”
Bikin malu..”
Ah, rok saja ndak cukup.
Pakai sarung saja ke sekolah!!!!
ahahaa
Itulah ramuan sakti olok-olok Adik laki-lakiku,

Ahaha..
Waktu kecil kami berbanding terbalik,
Aku gendut sekali,, cukup bongsor untuk seusiaku.
Adikku menjulukiku Lina Toon.
Ya Tuhan….?
Kualat boleeeeeh.!)
Berbeda dengan adikku yang kurus dan tinggi,
Ada julukan ceking yang biasa ku luncurkan.
Hmmmm
Impas.

Kami beradu bahan olokan.
Padahal kami sadar kami sama-sama keren.
Hedeeeeeh) kambuh.!!
Penipuan.(hanya menghibur diri)

Aku dan adikku selisih usia enam tahun,
Cukup bagus untuk mendidikku menjadi anak tunggal,
putri satu-satunya selama enam tahun.
Ajeeeeep.
Aku memang sangat manja,
Tapi..
Bedanya,
Adikku lebih cepat dewasa dari pada aku.
Ini parah saudara!))

Saat kecil,
Kami selalu bersama.,
Kami sering mandi dan tidur-tiduran bersama,
Banyak hal yang dilakukan bersama,
Naik sepeda bareng.
Main ninja-ninjaan,
Saling beradu lempar sabun.
Lempar bola kasti.
Beeeughhh..sakitnya sampai pagi.!!
Apa lagi kalau kena kepala.
Bekunang-kunang.!
Hmmmm..
Nonton power ranger!
Batal puasa diam-dian (ahahhaa…)
Memaksa mama membeli robot.
Memaksa ayah membeli boneka,
Perang gara-gara baju lebaran..!
Ngintip adik mandi,
Malas ngerjain PR.
Ngunci adik di dalam rumah,
Mematikan lampu wc.
Saling beradu menyelam dalam air kamar mandi.
Lalu ada yang pura-pura mati!
Lalu ada yang panik,
Ahahaha…
Dihukum mama membersihkan kamar mandi,
Dipaksa ayah memakan kue buatannya yang gagal total.
Adikku aku paksa main masak-masakan.
Dia malu setengan mati,)
Adikku memaksaku main perang-perangan.
Satria baja hitam, atau kuga.
Hedeeeeeh….
Ada-ada saja…tak ada habis-habisnya.

Kami suka main watak.
Mama Cuma punya dua orang anak, tapi setengah hidup mengurusinya,
Ini repot saudara.
Laki-laki dan perempuan.
…..
Saat aku mulai beranjak dewasa,
Adik laki-lakiku panik,
Bertanya ini itu tentang perubahan tubuhku,
Ada-ada saja,
Aneh ya?” ko jadi begitu ka….?” ko jadi begini?"
Dia puas mengolok-olokku,
Aku Sampai menangis.
Ya TUhaaaaaaan……
….
Saat dia mulai dewasa,
Aku bagai sang maestro mengolok-olok suaranya yang nge’bass..
Ahahaha….
Dia puasa bicara, pasang wajah buram di hadapanku.
Katanya biar irit,
Ahaha…
Suaranya asik,
Aku suka itu.
…..
Aku dan adikku saling menyaksikan proses kehidupan kami,
Dia adalah saksi perubahanku,
Sedang aku adalah saksi perubahannya,
….
Adikku tahu semua kebiasaan buruk dan baikku,
banyak hal tentang aku dan kegilaanku
begitupula sebaliknya.
Aku tahu adikku,
Adik laki-lakiku.
…..
Lama tak bersua, sekarang kami terpisah lautan dan angkasa,
Aku merantau mengais-ngais ilmu di ranah hijau manglayang,
Sedang dia,
Menjadi penguasa tunggal putra satu-satunya di rumah,
Di keluargaku,
Sekarang dia full dimanja,
Lebih tepatnya dibebani tanggung jawab menjaga keluarga.
Haha..tak apa.
Tiap minggu dia atau aku saling menelpon atau sms,
Sekedar say halo apa kabar kakak di sana..
Bagaimana kabar adik tercinta di sana,
Kakak minta kau jaga ayah bunda,
Adik minta kaka cepat cuti,
ahaha
…..
Laki-laki yang menuju dewasa,
Si ompong yang sangat bertanggung jawab,
Si kurus yang sangat mencintaiku,
Ahaha 10 tahun lalu..
…..
Sekarang ia sudah dewasa,
Tak banyak hal yang ku harap dari adik laki-lakiku...
Adik…
Kakak tidak mengharapkan kamu mendapatkan semua hadiah di dunia ini..
Kakak hanya mengharapkan kamu mendapatkan apa yang paling kamu nikmati
Kakak mendoakan kamu waktu - untuk tersenyum, untuk tertawa
Gunakan waktu itu dengan benar - mudah-mudahan kamu akan menjadi sukses

Kakak mendoakan kamu waktu untuk melakukan banyak perbuatan dan pemikiran-pemikiran yang baik
Tidak hanya kamu, tapi juga untuk orang lain

Kakak mendoakan kamu waktu, bukan untuk tergesa-gesa dan terburu-buru
Tapi untuk menetap di sana, tempat yang semestinya kamu berada…

Kakak mendoakan kamu waktu, bukan disia-siakan
Tapi untuk dimiliki dan digenggam, sehingga beberapa mungkin akan tersisa
Untuk menggairahkan pandangan-pandangan hidup untuk mempercayai jalannya
Daripada berjalan pada waktu yang melangkah tanpa mau mundur
Kakak mendoakan kamu waktu mencapai bintang-bintang
Dan waktu untuk tumbuh, menjadi dirimu yang sekarang
Kakak mendoakan kamu waktu untuk berharap lagi mencintai lagi
Karena tidak ada artinya untuk menunda hal-hal yang tepat waktu
Kakak mendoakan kamu waktu untuk menemukan jalanmu
Untuk mengisi setiap harinya, setiap jamnya dengan keceriaan
Kakak mendoakan kamu waktu untuk memaafkan apa yang harus kamu maafkan
Kakak mendoakan kamu waktu - untuk dimiliki - untuk HIDUP

Miss you bro ^-^

namaku menjadi namamu

oleh Tha LiNa pada 13 Desember 2010 jam 23:00
malam tadi, penduduk langit kembali tersipu malu,
mereka kembali ku ingatkan..
namaku itu berbeda dengan namamu..
tapi, tetap...dan selalu saja...
mereka semua memanggilku dengan namamu,
kesimpulanku, ini semuabukan karena mereka tidak tahu, atau tuli.
tapi...
karena aku yang terlalu banyak berdoa untukmu,
terlalu sering mengulang-ulang mengucapi namamu,
hingga aku bolak-balik mengeja huruf dalam namamu,
wajar saja.
kiranya penduduk langit akhirnya memanggilku dengan namamu,
mereka mengira kita ini satu kesatuan.
mungkin mereka tidak lagi beranggapan aku dan kamu,
tetapi kita.
ya..
kita.
satu kesatuan,
walau sebetulnya kita tidak menyatukannya.
tapi sudahlah..
mereka itu pendududk langit,
aku malu membantahnya..
dan berbantah-bantahan untuk ini.
hm..
sayangnya kamu tak pernah tahu,
namamu sudah dikenal habis seisi penduduk langit.
kamu sudah terlalu tersohor dan menggema di sana,
aku yang menggaungkannya setiap malam,
aku bahkan terhampir lupa dengan namaku sendiri,
aku sering terseok meminta kepadaNya,
beberapa dari penduduk langit kadang mengiba melihatku,
mereka sering menenangkanku,,
mereka tak pernah sadar bahwa aku memang sudah tak dapat dihentikan.
aku menjadikan namamu sebagai sebuah bait terakhir yang wajib aku sebut dalam nanar doaku.
dan kamu tak pernah tahu.
tapi, tidak menjadi alasanku untuk menghentikannya.
mendoakanmu adalah kewajaranku.

sehingga saat aku dipanggil-panggil penduduk langit dengan namamu..
aku sudah sangat terbiasa.
hanya orang bumi yang masih memanggilku dengan namaku,
sedangkan mereka yang di atas?

hm....
semua mengulum senyum untuk tetap memanggil namaku dengan namamu,
walau telah lelah aku beri penjelasan.
tapi,
tapi,
tapi,
diam-diam aku menyukainya,
aku pun merasa nyaman.

walau malam ini kembali akan terseok nanar berpasrah hati,
kita lihat,
pasti malam ini namamu lagi yang akan dialamatkan kepadaku.

aku suka.
(parah)
tapi aku ikhlas.

Meminta warisan kepada ibu.

oleh Tha LiNa pada 09 Desember 2010 jam 9:37
 
 
 
 
 
 
 
 
Cita-citaku sangat sederhana,
Bahkan terlampau sederhana.
Aku hanya ingin seperti ibuku.
Menjadi kehagatan dalam selimut keluarganya.
Menjadi api saat kami semua beku dalam siksa musim dingin.
Menjadi air saat kami semua haus dalam derita musim tandus.
Menjadi pensil warna saat kami semua tawar dalam bias hitam dan putih.
Menjadi cahaya saat kami semua buta dalam kerangkeng pekatnya gelap.
……..
Aku hanya ingin mewarisi “karakteristik” ibuku hingga sum-sum tulang belakangku.
Bagiku itu warisan yang tak ternilai harganya.
Rasanya tak ada satupun yang ingin aku lewatkan.
Aku terlampau mengagumi ibuku sendiri,
Bahkan aku seolah tak mau peduli,
Aku tutup mata tutup telinga dengan sosok jutaan wanita lain di muka bumi ini.
Mereka semua hebat!!
Aku akui,
Aku membungkukkan badan.
Aku angkat topi.
Tapi,
Diantara ribuan wanita hebat itu tak ada satupun yang mampu mempertaruhkan nyawanya untuk aku,
Tak ada yang mau,
Tak ada yang mampu,
keculi ibuku!
Tak ada satupun wanita di dunia yang rela tidak tidur satu malam penuh hingga pagi,
Hanya untuk menungguiku saat ku terkapar sakit di atas tempat tidur!
Tak ada satupun wanita di dunia yang sanggup menerima kenakalan dan egoismeku hingga aku dewasa!
Tak ada satupun wanita di dunia yang ikhlas merawatku walau aku anak bebal!
Suka menjawab pertnyataan yang tak pantas dijawab.
Tak ada satupun wanita di dunia yang menerima keadaanku yang tidak bisa dibanggakan!!!!
Tak ada prestasi, hanya caci maki.
Tak ada satupun wanita di dunia yang sama seperti ibuku!
……
Wajar jika aku ingin seperti ibuku.
Mengagumi ibu sampai aku mati.
Mencintai ibu sampai sel-sel tubuhnya.
Menghormati ibu sampai helai rambutnya yang sudah rontok.
Mengagungkannya hingga bekas telapak kakinya.
Menciuminya hingga ujung telapak kakinya.
Itu wajar.
Bahkan…
Itu wajib bagiku.
……

Matahari dari Timur

oleh Tha LiNa pada 02 Desember 2010 jam 11:02
Tak banyak yang mengetahui romansa persahabatan kami.
Tapi itu nyata dan ada.
Banyak sahabatku disini,
Dari lorong ke lorong,
Dari ruang ke ruang,
Dari panas hingga hujan,
Dari tawa hingga tangis air mata,
Dari dingin hingga hangat,
Dari nol hingga menjadi satu,
Dari biasa hingga istimewa,
Dari ranah darah adam hingga hawa,
Dari tawar hingga ada rasa,
Lengkap.
Banyak sekali jenis dan karakteristik makhluk hidup yang bernama manusia.
Di sini.
Aku menyukai perbedaan ini.
Sekarang.
(meski,dulu sangat asing)
Aku menyukai warna-warni manusia di sini.
………………….
Denyut jantung yang ku hirup romansa kicau anak cucu Adam Hawa setiap hari.
Tinggi rendah similir jutaan karakteristik sel butir darah manusia.
Kami anak muda.
Yang merah darah,
Tapi masih terlalu hijau.
Kontras dan penuh romansa warna-warna vocal.
Menukik tajam di setiap sudut lorong sisi kehidupan di sini.
Kami runcing dan mencolok,kawan.
Tapi kami fleksibel dan satu suara.
…………….
Suatu masa dalam arus putaran waktu.
“EMANG PENTING KAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH ………..!!!!!!!!!”
Itulah satu potong kalimat yang hampir memaksa air mataku jatuh,
Tapi cepat ku tahan.
Aku tidak layak menangis hanya untuk itu.
Air mataku terlalu berharga.
Meski, jelas..
Kali itu ada torehan luka kecil, tapi ini sangat dalam.
Mencabik halus di relung perasaan kulit terdalamku.
Aku tersinggung.
Merasa tidak dihargai,
Minimal sebagai manusia yang menuntuk hak azasi manusianya.
Tiap manusia yang berhak mendapat penghormatan,
Minimal tidak untuk disakiti dan di maki-maki.
Bukan untuk diacuhkan.
Kali ini betul-betul-betul-betul…..
MENOHOK.
Tepat di ulu hati dimensi sisi perasaanku.
(Di sisihkan, dan tidak dianggap)
Itulah sketsa halus percik perasaanku.
Saat itu.
……………
“hey, tidak semua manusia bisa terima kalimatmu itu di sini”
“yang lain mungkin bisa, tapi saya tidak”
“kau tak pernah fikirkan siapa tahu ada yang tersinggung akibat ulah kalimatmu itu?”
………..
Itulah kalimat balasan yang aku ucapkan mengakhiri kekesalanku pada saat itu.
Sosok ini betul-betul membuatku dongkol mati saat itu.
KASAR.
TAK PUNYA PERASAAN.
(itulah isi otak di kepalaku tentang dia)
Begitulah aku,
Sekali ada yang bikin ulah,
Akan ada nada cacat kecil bertumpuk,
berlapis, dan berlipat,
Terindoktrinasi halus dan detail dalam benak dan perasaanku.
Tersinggung.
Itulah ending perasaanku saat itu.
…………..
Waktu.
Kejadian itu berakhir.
Dia hanya diam, sedikit melempar senyum tak terdefinisi untuk aku.
Aku malas melihat wajahnya,
Kali itu dia agak mengulum senyum,
Mungkin dia juga agak terperanjat saat itu.
Mencoba menutupi rasa dirinya dengan senyum, atau….
Entahlah.
Kali ini ku lihat di wajahnya ada gurat halus tanda menerima alibiku.
Ada mimik persetujuan alasan yang sedikit mampu dia teguk pada saat itu,
Ada kemungkinan hati yang bergoncang ringan akibat ulah kalimatku.
Tapi entahlah.
Sudahlah…
Aku sudah senang mengeluarkan perlawanan itu.
Tersadar diri mau menerima atau tidak terhadap alasanku,
Aku TAK PEDULI.
…………..
Tapi,
Ternyata,
Dia menerima, mengeluarkan kata maaf untukku.
Aku,
Aku,
Aku,
Lega.
Ada hawa lembab halus mnembasahi bias tabir lapisan perasaanku,
Yang awalnya sempat memuai hawa panas dipermukaan wajahku.
Kata maafnya membuatku cair.
Mendingin, dan semi simponi yang mereda.
Aku jadi tahu,
Hatinya memiliki celah untuk mereguk sedikit alasan batinku,
batin yang senstif dengan kalimat:
“EMANG PENTING KAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH ………..!!!!!!!!!”
………..
Jika dia tidak penting,
Maka untuk apa aku peduli ???!!!
Untuk apa aku berbicara,
Untuk apa aku membalik badan hanya untuk sejenak mendengar atau mengangguk dalam pembicaraannya.
Aku berbicara,
Aku peduli,
Aku balik badan,
Itu karena dia penting dan berharga.
………..
Itulah sepotong kisah tragedi,
Tragedi hati saja.
Episode singkat, saat TUHAN mengirimkan satu SAHABAT yang baru kepadaku.
Mengirimnya dengan prolog rasa dongkol,
Berujung pada rasa simpatik di bungkus kado persahabatan.
………..
Watak yang hampir terlahir dari tetesan magnit batu karang yang keras.
Terlihat membatu dan kokoh,
Tinggi, angkuh dan bercokol congkak.
Tapi tahukah,,,
Aku pun baru tahu.
Batu karang itu memiliki jutaan pori yang sangat halus dan mudah menerima zat dan material lain.
Gampang tersentuh,
Ahahahahaaa…
Itulah sosoknya.
Ada batu mutiara di balik cangkang kerang padang lautan bawah air yang misterius dan kejam.
Itulah dia.
Juga.
………
Ada banyak hal yang aku pelajari dan belajar dari sosoknya.
Tegas berbeda dengan keras.
Keras berbeda dengan kasar.
Kasar berbeda dengan tegas.
Tegas- keras- kasar.
Tiga perbedaan,
Tiga pengertian,
Tiga situasi,
Tiga penggunaan.
Tidak semua orang keras itu kasar,
Tidak bisa kasar kalau tidak keras.
Jika ingin tegas, harus terlihat keras.
Huuuuh…ini beda kawan.
Ini sangat berbeda.
Aku agak panik membuat tiga definisi kali ini.
………..
Pengalaman hati yang unik,
Belum pernah dikasari,
Hingga terasa sangat terluka,
Padahal bagi dia dan beberapa manusia itu biasa dan berwarna.,
Tapi itulah aroma sitrun darah perbedaan peradatan manusia.
Aku jadi menyukai itu.
Aku jadi mengagumi itu.
Tak banyak,
Tapi tidak juga tak sedikit.
Hm…
Hapus memori itu,
Tak semudah dibayangkan otakku.
Menjadi hantu dalam pengalaman hidupku.
Jadi, sudah lah..
Toh ini sangat indah,
Dari tragedy aku punya arti.
Tidak perlu merubahnya,
Karena tidak ada yang perlu dirubah.
Aku tetap dengan aku.
Dia tetap dengan dia.
………………..
Air dan api.
Seandainya tidak ada api,
Maka seluruh umat manusia tidak akan pernah merasakan hangatnya minum kopi,
Padahal sudah jelas, bubuk kopi harus dilarutkan terlebih dahulu dalam air.
Itulah persahabatanku,
Seandainya tidak ada tragedi,
Maka seluruh isi kepalaku tidak akan pernah merasakan indahnya romansa sitrun persahabatan,
Padahal sudah jelas, persahabatan harus dilarutkan terlebih dahulu dalam perbedaan.
…………………………
Matahari dari timur.
Thanks untuk kalimat:
“EMANG PENTING KAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH ………..!!!!!!!!!”
Hahaaaahahhaaa….
Ternyata kalimat itulah yang  membutmu menjadi penting dalam daftar persahabatannku.
…………………………
Kali ini penting, kawan.
Tegur aku saat aku salah.
Ingatkan aku saat aku hilaf,
Tarik aku saat aku mulai jauh.
Terangi aku saat aku mulai gelap.
Ada banyak kewajiban yang harus kita tunaikan atas nama persahabatan.
Tidak penting banyak sedikitnya pertemuan kita kawan..
Tapi yang terpenting adalah banyak sedikitnya namaku dan namamu terucap dalam tiap sujud dihamparan sajadah kita tiap lima waktu.
…………………………..
Kado kecil di akhir tahun untuk sahabat.
Matahari dari timur.

Ucapan selamat ulang tahun buat mama …



5 februari 2011







Selamat ulang tahun mama,
Genap usiamu 44 tahun,
Doaku sangat banyak untuk mu,
Pintaku kepada Tuhan akan sangat berbusa,
Selamat menikmati pertambahan usiamu yang selalu berbulir dengan bertambahnya kebijaksanaan dalam hidupmu mama…
Doaku padamu kesehatan selalu membungkus hidupmu,
Doaku padamu kebahagiaan selalu menghiasai rinai tawamu,
Doaku padamu kebijaksanaan selalu membalut tutur kata pikiran dan perasaanmu,
Doaku padamu cinta selalu menjadi butiran sel darah dalam setiap nafasmu,
Doaku padamu keimanan dan ketadhuan selalu selimuti seluruh sisi kehidupan duniamu,
Doaku lagi, semoga kau selalu tersenyum bahagia saat menghantar tidur yang malam dan menyambut pagi yang hangat.
Doaku lagi, semoga selalu ada jalan kemudahan untukmu di saat semua pintu kesulitan itu ada,
Doaku lagi, semoga pintamu selalu dijawab Tuhan dengan hal terbaik dalam kehidupanmu,
Doaku lagi, semoga umurmu selalu menjadi jembatan kasih sayang bagi kami yang mengenalmu,
Banyak lagi doaku, mama …
Berbahagialah disetiap harimu mama …. Karena sesungguhnya ketika engkau membuka mata di pagi hari, engkau terus terlahir ke dunia …
Ada kami yang selalu mencintaimu mama…
Ada ayah yang tak sungkan menggelar selimut saat kau dingin,
Ada ayah yang tak malu mengompres keningmu saat kau demam,
Ada ayah yang tak pernah kuasa melihatmu bersedih,
Ada ayah yang tak pernah kuasa mengumbar senyum saat kau berbahagia,
Ada aku yang tak pernah mampu mengeja kebaikanmu,
Ada aku yang tak kuasa menahan air mata saat mengingatmu,
Ada aku yang tak bisa menahan manja saat menyentuh tangan dan pipimu,
Ada aku yang tak akan pernah rela saat orang membuatmu terluka, sedikitpun!!
Ada aku yang tak akan pernah merasa ragu jika harus menghambakan hidupku dalam pelukmu,
Ada adik yang tak pernah merasa nyaman bila tidak memakan masakanmu,
Ada adik yang tak akan pernah bisa keluar dari rumah jika tidak mencium punggung tanganmu,
Ada adik yang tak pernah bisa amarah ketika luluh mendengar bujukanmu,
Ada adik yang tak akan pernah bisa menyandingkan kasih sayangmu dengan wanita manapun di dunia,
Ada ayah, aku dan adik yang selalu mencintaimu … mama.
“selamat ulang tahun yang ke 44, Allah telah banyak member hadiah dan pengalaman terindah di setiap hidupmu sampai hari ini”
Happy birthday mom … ^^

Jumat, 04 Februari 2011

befikir kata terindah untuk mama

5 februari 2011,






besok mama berulang tahun,
aku akan banyak menulis malam ini,
aku akan sangat kejam kepada kornea mataku malm ini,
tak untuk sekedar apa,
aku hanya ingin menghabiskan malam sembil menulis kebaikanmu mama...
aku akan menemanimu mengganti usia di malam ini,
walau sesungguhnya aku yakin kau akan sangat banyak bersujud malam ini sebagai perayaannya,
itulah cara unikmu menyambut tambahnya kedewasaanmu mama...
aku berada dalam sebuah titik bingung saat ingin menulis sehelai kalimat ucapan selamat ulang tahun untukmu esok, aku agak panik saat aku terus putar ortak mengukir kalimat dengan referensi kata terindah yang aku punya.
tak bisa karena terlalu banyak keindahan dalam dirimu yang itu tak akan pernah bisa tersampaikan hanya sebatas bahasa sederhana yang aku punya.
besok ulang tahunmu,
tak banyak yang dapat aku persiapkan untuk perayaannya,
tanah perantauan dengan kejam membentangkan jasadku terdampar jauh dari sisimu mama...
malam ini aku mungkin akan berkutat dengan bututnya kertas yang ku punya, mulai menulisi dan mengiba berharap aku mendapat inspirasi kata paling indah yang akan aku ucapkan untuk ulang tahunmu esok ...

baiklah aku mulai mereferensi kata indah, sekarang!

Pesona Adam Kota Serambi Mekah, Martapura. (Part 1)

oleh Tha LiNa pada 14 Desember 2010 jam 21:47
hari itu tak seperti biasa,
ibu menarik hati mengajak untuk sekedar bersenang-senang ke pasar.
ya..pasar setengah tradisional, tapi terlalau dramatis dibilang modern.
terlalu banci diantara keduanya,
namanya juga pasar, hinggar bingar tak teratur.
suara adu tawar di balas lagi menawar,
suara gaduh yang didominasi ibu-ibu..
hm...hm... mamayoooo...
kacau balau.
tapi aku lumayan terhibur, banyak adegan natural raut manusia aku dapati,
ada yang sombong berpolah tingkah di dalam toko dan etalase setengah mewahnya,
catat. setengah mewah.
ada yang dari tadi diam di sudut toko dengan menengadahkan tangannya ke atas meminta-minta,
ada yang dari tadi sibuk menguatkan urat leher bersikeras harga,
padahal selisihnya cuma lima ratus rupiah...
tak sanggup iklas (mungkin)
atau..
itu angka rupiah yang sangat berarti.
ada yang diam mematung, melihat jualan barangnya belum laku satu pun,
ada yang sibuk menghitung duit,
ada yang makan dengan masakan yang sangat sembarangan "nasi sisa di warung"
ada yang ini..
ada yang itu..
yaa...Tuhan.
terlalu dramatis.
......
ibu memainkan pola cepat kali ini, jalannya seperti diburu waktu.
aku keteteran mengejar-ngejar langkahnya,
tapi memang beliau suka begitu.
tak suka berlarut waktu dalam gemuruh romansa hiruk pikuk pasar.
aku suka.
jadi aku tak terlalu banyak referensi tentang pasar,
sekilas lalu melaju,
tapi beberapa moment ku abadikan dalam hati dan fikiranku.
pasar....
hiruk pikuk,
becek dan hawa lembab aneka rupa barang basah hingga kering.
anehnya...
juga ada yang sempat-sempatnya berbalas rayu murahan,
sepasang kekasih tak kenal etika dan tempat umum,
aku mendengarnya,
sedikit bergidik dan merinding...
hm...terlalu diobral, haha..
lama-lama nanti bisa didiskon, atau banting harga...
hati-hati cantik.
kau masih hijau daun.
.......
setelah yang dirasa perlu telah ibu dapatkan,
kami pulang.
kali ini lebih dahsyat lagi.
ibu terburu-buru sekali.
ampun.
apa sih yang beliau kejar?
tapi..memang demikian.
pasar itu, sudah hampir menjadi sarang kejahatan.
malas terlalu lama di sana.
ayo kita pulang.
hm..
pulang..
nah...moment inilah aku suka.
.....
waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu siang,
azan dzuhur sudah terdengar,
syahdu mengguyur batinku yang terlalu tandus dari sisi keimanan.
kami bergegas pulang.
aku dan ibu lupa...
satu hal, tapi fatal.
ini jadwal anak-anak pesantren pulang ke rumah mereka.
macet,
jalan sengaja di berikan kekhususan untuk mereka semua (ribuan) lewat, pulang.
melewati sisi sebelah depan pasar.
pasar itu berdampingan dengan mesjid agung,
di sisi membujurnya,
terdapat rentetan luas hamparan kawasan pesantren yang sudah sangat tua,
tapi sangat diagungkan di kotaku.
dan...ini jadwal kaum pesantren itu pulang.
para akhi bersarung dan gamis putih.
yang lain minggir dulu,
sekedar memberi mereka jalan lewat.
ya,..iring-iringan kaum adam yang terjaga hatinya.
hmmm
......
ada hawa dingin yang membasahi nanar mata hatiku saat aku melihat ribuan wajah itu.
aku sapu halus jutaan wajah itu.
ah....
aku tahu ini berdosa,
tapi aku keras kepala.
wajah mereka terlalu indah aku deskripsikan.
ini bukan meyangkut masalah ketampanan kaum adam,
tapi... masalah keteduhan kaum pengaji kitab suci.
pengagung keimanan.
mereka kaum muda dan kaum tua hingga anak-anak,
ada ratusan yang seumuran ku.
wajah mereka anggun, putih berseri..
air wudhu terlalu meresapi kulit wajah kaum adam yang banyak itu.
rinai tenangnya melonjor hingga tiap lipatan wajahnya,
meresap hingga ke dalam air muka mereka.
ah....teduh sekali.
aku terhipnotis dalam ketenangan batin,
sekedar menyapu wajah mereka.
matanya tak pernah mereka buka habis hingga melotot,
mereka banyak menundukkan pandangannya,
aku suka itu.
sesekali mereka menegakkan wajah sekedar sekilas melintasi jalan,
jalan yang sengaja di kawal petugas keamanan saat iring-iringan itu lewat.
ribuan laki-laki bersarung dan bergamis koko peci memutih.
setiap orang tunduk kagum saat mereka lalu di jalan,
termasuk aku.
tak ingin aku dustakan.
......
tangan kanan mereka rata-rata mengangkat kitab,
sangat diagungkan.
iya...diletakkan di dada.
itu bagus dan terlalu syahdu.
jarang aku temui kaum adam ini dengan pesonanya.
mereka terlalu suci untuk dikotori,
mereka terlalu teduh untuk diresahkan...
penjagaan hati mereka lebih kuat dari pada kerangkeng pembatas kepolisian.
aku suka itu.
tak pantas aku bayangkan,
terlalu suci untuk sekedar hinggap dalam pikiranku.
mereka...
laki-laki dengan pesona kitab suci.
indah.
tak pantas untuk sekedar dipersandingkan...
lidah mereka terlalu lincah melafazkan ayat-ayat suci Ilahiah...
tangan mereka terlalu sering menyentuh tiap lembaran kitab yang suci,
kening mereka...
ini sudah terlalu teduh untuk setiap saat mereka sujudkan,
sajadah hampir-hampir lebih berharga daripada kekasih hati mereka.
aku suka itu.
......
hingga iring-iringan berlalu,
pesonanya masih menggelayut mataku,
tak tahu ini dosa atau bagaimana....
kota serambi mekah ini membuatku selalu berkata.
"aku jatuh hati dengan nuansa keimanannya"
rasanya..
ingin mati di sini saja.



sekerat kado untuk hatiku yang mulai menandus,)

Surat Untuk Tiga Orang Yang Aku Cintai (part 1)

Ayah…




Malam ini aku tak bisa tidur mengistirahatkan diri dalam tenang dan temarangnya rasa kabut,
Tak kuasa memejamkan mata dengan baik karena sosokmu terlalu indah dalam hidupku.
Ini wajar bagiku …
Aku sering begini…
Karena aku anak manja.
Ini terjadi sudah biasa,
bukan Karena keadaanku di sini, tapi hatiku yang ada disana.
Aku sungguh mati akal mengenang raut wajah dan suaramu yang sampai kapanpun selalu mampu mencairkan segala egoisme dan kerasnya hidupku saat ini.
Belum pernah aku temui suara yang mampu menggetarkan hatiku sekedar menjadi sedetik penenang kalbuku  di saat aku galau dan parau mencari arti hidupku dan kehidupanku.
Banyak petuah dan ceritamu yang dari dulu hingga detik ini masih sangat aku rindui,
Sekedar untuk menjadi penawar rasa hampa yang menjadi hantu terbesar dalam tiap nafasku.
Ayah… lihatlah… putrimu semakin kacau dengan hidupnya yang belajar dewasa.
Putri cengeng yang setiap malam kau selimuti dulu,
Putri sulung yang sering kau ajak adu lari dan sangat takut capung!
Lihatlah ayah …
Kini aku sudah menjadi gadis keras kepala yang mampu mendustai hati demi menahan air mata.
Kini aku sudah menjadi gadis keras kepala yang mampu tertawa demi menahan amarah.
Ingatlah, itu kau yang mengajarkannya …
Ayah … aku suka caramu manantang hidup,
Aku suka caramu menahan perih,
Aku suka caramu meramahi perasaan,
Aku suka caramu marah yang sedikit dan pedas hingga terasa perih bagiku.
Aku suka caramu memerintahku,
Cukup sekali dan aku tunduk.
Ah… aku suka semua apapun tentang kau.
Kini lihatlah aku,
Pernah ibu berujar, seandainya aku laki-laki ….
Pasti akulah kembaran karaktermu, ayahku.
Sayang, aku cuma sekedar anak perempuan cengeng yang itu tak pernah itu kau lakukan ayah.
Ayah … aku rindui hadiahmu,
walau sekedar boneka micky mouse ukuran genggam tangan … kecil dan biasa.
Tapi itu selalu istimewa!
sudah lama aku tak lagi terima hadiah itu,
aku kangen mati hadiah permen hexsosmu …
permen yang sering membuatku mengeluarkan air mata karena terlalu pedas tapi aku suka,
kau mengejekku hingga aku kesal dan merajuk.
aku kangen hadiah sandal jepit biru ukurang tanggung yang sengaja kau beli sekedar untuk menemaniku main petak umpet dan tali karet dikampung.
Aku rindu saat kau mendoktrin aku belajar matematika dan bahasa Indonesia sampai larut malam,
aku kangen semua apapun yang lakukan kepadaku,
sudah lama aku tak mencium sekedar punggung tanganmu,
aku suka aroma telapak tanganmu,
telapak tangan hangat yang tanpa malu-malu sering aku benamkan kewajahku yang sudah beranjak dewasa.
aku rindu semua tentang engkau ayah..
sampai kapanpun jua…
itu aku akan selalu tetap kurindui,
apapun jua itu tentang kamu… ayahku,

Ayah..putri sulungmu ini sudah beranjak dewasa,
tak banyak yang mampu aku persembahkan di sisimu,
aku hanya anak perempuanmu yang biasa,
dan... sampai hari ini tak layak untuk kau banggakan.

Ayah… aku malu jika saat ini kau baca suratku,
saat ini aku pasti sedang terseok-seok meniti arti hidupku di tanah perantauan,
cukup sederhana yang aku impikan…
aku hanya ingin menjadi putrid yang kau banggakan.
Tidak sekear kau puji,
tapi aku ingin meneteskan air matamu karena rasa syukurmu memiliki anak sulung seperti aku.
Tapi itu kapan……….??????????!!!!!!!
Aku tak lagi kuasa menahan air mata yang biasa tampak jika aku sudah mengenangmu,
Aku tahu ini karena aku terlalu cengeng dan terharu jika mengenang sosokmu …
aku mencintaimu tak sekedar hatiku,
tapi sudah menjadi kehidupanku.
Jujur…aku rindu padamu ayah …(saat ini)
Tak ada laki-laki yang pernah aku rindui sampai menangis seperti engkau. (saat ini) ...
Aku ingin tanganmu tenangkan kerasnya keningku menantang hidup.
Aku ingin matamu teduhkan hati yang galau mempertaruhkan perasaan.
Aku ingin ucapmu bungkamkan semua ocehan keluhku.
Ayah … aku rindu petuahmu,
saat ini.
seterusnya.
kapan kita bersepeda bersama lagi?
Kapan kau temani aku membeli boneka lagi,
kapan kau marahi aku gara-gara nilai matematika jelek?
Kapan lagi…. ?
Ingin ku benamkan sekujur tubuhku untuk sekedar memeluki tubuh hangat dan kasihmu ayahku …
kapan lagi kau belai kepalaku saat aku menangis gara-gara permen lolypop yang jatuh ke tanah?
Kau membujukku …
Aku suka dimanjakan,
Ayah …. Sedih rasanya jika mengenang semua yang telah engakau lakukan …
saat aku masih bayi hingga aku dewasa.
Ibu bercerita…suara engkau lah yang menjadi suara pertama saat aku tiba di dunia..
saat matamu berkaca-kaca melafazkan azan untuk aku,
anak perempuamu yang masih merah.
Aku mencintaimu ayah …
ayah...
tak ada kesimpulan ataupun permintaan yang jelas dari isi suratku untuk mu …
aku hanya punya satu kaliamat pendek untukmu..

“Aku mencintaimu ayah…”

Minggu, 30 Januari 2011

kalian membeli hatiku,

oleh Tha LiNa pada 27 Desember 2010 jam 15:28
 
 
 
 

KU UCAPKAN TERIMAKASIH..

kepada beberapa kerat hati yang telah memberiku kado paling indah di ujung tahun ini,
tahun 2010..
di mana tahun depan kalian sudah resmi meraih cita-cita kalian yang telah setengah mati kalian perjuangkan.
Tahun depan kalian akan mereguk indahnya meraih cita-cita itu..
Ku ucapkan selamat kawan,

Aku sangat mengagumi hadiah kalian,
Hadiah itu,
aku teramat sangat terharu saat kalian serahkan hadiah itu,
tapi….(lagi) aku selalu menahan air mataku,
tak karena apa..
aku manusia yang mudah sekali terbawa perasaan,
jadi, aku sering mengubur emosiku sendiri.
Emosi yang bergejolak dengan hanya menampakkan wajah datar dan tanpa ekspresi berlebihan,
padahal tahukah…
sebetulnya aku sangat teramat terharu saat itu,
tapi aku telah mengkamuflasenya kawan.
Aku sembunyikan.
Aku malu jika terlihat sangat cengeng untuk hal itu,
Meskipun sebetulnya aku sangat cengeng,
Hmmm..
….
Beberapa lembar jilbab indah lengkap dengan aksesorisnya yang berkilau.
Hadiahmu sangat Cantik! hatiku terbeli saat melihat pemberian terindah itu,
segera ku sampaikan kegembiraanku ini kepada ibuku..
aku hanya ingin membagi rasa haruku saat tiba di rumahku,
ibukupun tersenyum melihat indahnya persahabatanku ini.
aku menyukai itu semua bukan karena keindahan barangnya yang memang bagus, cantik dan indah…
tapi lebih karena oran-orang yang telah memberinya.
Hati yang telah menyentuh hatiku,
Kawan.
Hatiku telah terbeli tanpa ada tawar-menawar dari kalian semua.
Aku menyukai hadiah itu atas nama haidupku,
bukan hanya sebatas bendanya,
tapi atas nama hati yang telah ikhlas dan tulus memberikannya sebagai symbol persahabatan,
yang sampai kapanpun kalian tak akan pernah terganti dan tertandingi.
Aku sudah terlalu sering memebelah lautan sana,
mencari tiap sisi lipatan hidup di rantau urang yang jauh dan kejam,
ku selalu terseok tegar berhadapan kenyataan,
belajar kehidupan serta persahabatan disana,
tapi tahukah..
hatiku ini terlalu sulit terbeli oleh semua itu,
tak seperti kalian yang telah membeli kerat hatiku tampa ampun,
tanpa kalian tawar, tanpa aku balas tawar,
terlalu natural dan aku suka,
jatuh hati,
dan terbeli,
aku terhipnotis oleh lelucon kalian,
lelucon yang tak pernah usai kecuali kalian tertidur.
Hahahaa.. hanya kalian yang mampu membuat aku untuk:
> Jujur
> Tertawa sampai terbahak-bahak
> Terharu sampai menahan air mata
> Jadi setengah perempuan, setengah laki-laki. ahahhaaaaaa....
> usiL
> Merasa berharga di dunia atas nama persahabatan.
> dll. lelucon yang tak bisa dilakukan orang lain bahkan orang tuaku sendiri.


>terimakasihya<

kata mama.. jangan suka menuntut kepada laki-laki.

oleh Tha LiNa pada 13 Desember 2010 jam 11:18
 
 
 
 
 
hari itu badan mama terlihat agak berkucuran keringat,
terlihat sangat payah..
ada gurat kelelahan di sana. sekilas..
tapi cepat2 beliau balut dengan senyuman.
datar.. tenang.
aku suka itu.

nanti malam di rumah ada acara syukuran kecil,
mengundang beberapa kerabat dan tetangga dekat.

ayah masih di kantor.
ini sudah jam 4 sore lho..
kami butuh bantuan banyak tenaga..

prabot di rumah masih belum diatur..
tikar karpet belum digelar di tengah ruangan,
ah entah apa lagi..
agak ribet.

mama sibuk berperang dengan memasak..
hm...wanita,
hobi memasak..
di dapur.
berkutat dengan bumbu dan asap dapur.
aku pusing melihat adegan itu..
hm..

aku dan adik agak bingung.
maaa... kami cocoknya bantu apa..?
angkat2 kursi ya?
atau siapkan piring dan lain-lain kah?
lain-lain itu apa?
maa... ini di pindah ke mana?
ini di lap atau di cuci,?
ini di buang di mana?
ini di tata bagaimana?
maa..
maa..
halo..
hm...

mama diam di sudut memandangi kami..
lalu berkata,
atur lah semuanya agar enak dipandang dan terlihat rapi dan bersih..
ayahmu masih lama baru pulang,
mama berharap kepada kalian berdua..
jangan main perang-perangan dulu,
bantu mama dulu, ini serius jangan banyak bercanda dulu..
yaaa?
mama masih memasak, kali ini sangat banyak dan repot..
ingat, jangan main perang-perangan atau nonton tv dulu.

aku dan adik laki-lakikumematung dan mengangguk.
ok..
bos wanitaku..
untung tidak cerewet)))
tancap!!
kerja keras..bereskan bro...
rapikan..
bersihkan..
sapu sana sni..
lipat.
alamaaaa...
cek cek agak encok juga..

akhirnya.
_selesai_
lelah...

mama?
apa kabar?
bagaimana masakannya?
maaa?

aha..
beres kah..?
hm..
kami lihat mama ke dapur,

wajah mama agak memerah ..
terkena asap dapur..
pasti panas dan perih.
lagi.. dan.. lagi..
mama bilang.."beres"
tenang saja..
(selalu begitu)
kami selalu percaya.
karena mama selalu dapat dipercaya.

lalu..
kami mandi dan beristirahat.
rapi.
sudah beres.

adik agak dongkol rupanya,
(hm...sudahlah, masa puber..
aku juga..
sedikit.
(walau sudah terbilang dewasa..)
mungkin.

kami angkat bicara.
mama lelah yaa?
hm..
mama menatapi kedua mata kami dengan datar dan agak tawar.
mungkin beliau lelah,
lalu..
berkata..
ya..mama AGAK lelah.
tapi yang penting semuanya sudah beres..
(ampun..mama cuma bilang AGAK lelah)
serius.....?

adik berkata..
maa...kenapa ayah sibuk, padahal malam ini ada acara kan?
gimana sih.....!!!
hm..
kecewa.
mama mejawab..
mau bagaimana..
kebetulan juga ayah sibuk, tepat hari ini.. jadi tidak bisa membantu kita..
tadi baru menelpon mama,

adik menarik nafas panjang..
hmmmmmm......

mama tidak puas menjabarkan jawaban,
lalu angkat pembicaraan..
nak, ( terlebih wanta..)
janganlah suka menuntut kepada laki-laki (ayah / suamimu)
karena mereka sudah banyak tuntutan memenuhi tanggung jawabnya,
untuk masalah kecil begini,
jangan cepat merengek dan meminta..
lakukan jika kau masih kuat dan mampu..
jangan terlalu banyak mengeluh..
nanti cepat tua dan jelek.
terlihat lemah dan manja dalam hidup.
bisa saja..
tidak membuat masuk rumah sakit kan?

lalu mama berlanjut bicara)

apa pernah kita membantu ayah bekerja di kantor, lembur sampai malam?
kita ikut menemani?
hm..malah kalian tidur duluan kan?

tidak ikut membantu ayah kan..?
kita tinggal duduk manis,
tiap hari kebutuhan kita di lengkapinya..
tahukah kalian?
berapa tetes keringat ayahmu saat bekerja?
hm..kalau dibanding dengan mama yang memasak,
dan kalian merapikan rumah..
itu tidak terlalu berat.
lagi pula tidak tiap hari.
untuk hari ini saja kan?
eh, kalian harus ingat..
ayah tidak suka merengek-rengek..
jadi kalian tidak tahu..

jangan suka banyak meminta,
ayahmu tau apa yang harus dia penuhi dan cukupi,
hanya mungkin dia masih menghitung-hitung..
kapan bisa menyisihkannya buat kita..
kapan punya waktu spesial buat kita.
kapan membuat kejutan untukmu, untuk mama.. dan untuk keuarga
jangan banyak menuntut..
ayah sudah tahu kewajbannya..
mama mengenalnya.

hm..
INGAT!
untuk hal-hal lainnya di luar dari ini..
kalian, kita..
jangan terlalu banyak menuntut,
terlebih uang.
nanti ayahmu jadi KORUPTOR!!!!
mama akan kecewa punya suami KORUPTOR!
malu....
jadi..
kalian mau punya ayah tukang korup?
jadi..
biasa-biasa saja ya..
jangan banyak menuntut..
ayah sudah tau rumus kewajibannya..

dari pada kita ber empat masuk neraka, lebih baik hidup sederhana..
lakukan apa yang masih bisa kita lakukan,
jangan banyak menuntut laki-laki,
karena..
jika mereka memang benar laki-laki,
mereka pasti sudah tau apa kewajibannya sebagai lak-laki.

kata ayah.. senangkanlah hati ibumu..

oleh Tha LiNa pada 13 Desember 2010 jam 11:19
 
 
 
 
 
 
ahaha,,,
suatu hari masakan mama sangat asin, mungkin beliau lupa...
tapi ayah berpura-pura tegar ditengah lautan masakan asin yang dibuat mama,
ahaha..
aku dan adik tertawa dan berkata:
ayah...ayolah..jangan sok tegar dan berpura2 tangguh..
ayah lalu menatapi kami dengan kening yang berkerut..
lalu beliau berkata:
sssttttt...
diam.....jangan berbicara terlalu keras,
nanti ibumu marah..kalian tidak tau ibumu itu sudah lelah terkena asap dapur..
makanlah...
aku dan adik saling beradu pandang..
makan?
ya Tuhan..ini sangat asin ayah..ada apa dengan mama..apa beliau lupa rumus memasak?
hm..
hening.
ayah tetap makan, tapi keningnya beberapa kali mengerucut,
tiba-tiba ibu datang bergabung..
megambil nasi, sayur, lauk..
memulai makan..
lalu.....
ssstt...
mama tersenyum dan berkata..
kalian bertiga lidahnya tidak erorkan?
hm..
adik tersulut emosi dan berkata...
maaa...asin.
ayah dan aku beradu pandang..
dan mengulum senyum..
mama lalu bilang..
ia.
maaf..
baiklah bisa menunggu beberapa menit lagi?
ibu akan menambah gula dan beberapa liter air..
kami diam..
adik tersenyum dan berkata:
jika asin berkatalah asin bro...
jika manis bertalah itu aku yang manis..
hahaha..

ayah angkat bicara..
hm..si bungsu, ayah bisa bicara sebentar kan?
adik menjawab..
ia ayah..
ayah melanjutkannya..

nak, suatu hari kalian harus berbohong tepat dihadapan ibumu sendiri..
bukan untuk menyakiti dan mendustainya..
tapi ingat,
demi wanita yang kalian cintai kehadirannya,
bahagiakanlah ibumu...
walau harus mengerutkan keningmu sendiri..
walau harus menahan galaunya perasaanmu sendiri..
walau harus mengesampingkan keinginanmu sendiri..
hanya untuk membahagiakannya.
BUKAN untuk menghianatinya..
ingat itu..

ibumu sudah lelah..tapi ia mampu mendustaimu dengan berpura2 bersemangat..
padahal ayah tau ia sudah ingin sekali beristirahat..
jadi....
cobalah waktu demi waktu..
bahagiakan ibumu.
wanita yang kau cintai sampai ke sel-sel tubuhnya itu..

jangan sungkan menangis di pundak ayahmu

oleh Tha LiNa pada 13 Desember 2010 jam 11:15
 
 
 
 
 
 
aku jarang mengalami kegagalan yang fatal,

jadi agak kurang berbakat dalam hal menagis,

bagiku air mata itu adalah jalan keluar terakhir,

bila masih bisa ditahan, tahan kuat-kuat.

telan air mata, bertengadahlah ke atas dan tataplah luasnya langit,

tarik nafas dan jangan pernah merasa lemah dan sendiri,

kira-kira itu akan menguatkanku beberapa saat hingga tangisku tertahan.

sasak dan mengalir hanya sebatas di dalam hati.



suatu saat aku gagal.

sudah umuran dewasa ini,

berhubung jarang gagal yang fatal begini, jadi agak heboh kacau balau mengharu biru perasaan.

memang tidak menangis, tapi ibu dan ayah justru diam-diam jadi khawatir,

takut aku jatuh dan depresi perasaan kegagalan.

hm....



aku jarang berbagi cerita agak pribadi dengan ayah,

walau ayah sangat terbuka denganku,

untuk masalah perasaan cita-cita dan harapan aku lebih memilih bungkam bercerita,

aku sungkan dan agak malu.

aku anak perempuan...

malu dan berat rasanya bila harus curhat dan menangis di hadapan ayah,

hm...

(harga diri terlalau tinggi atau egoisme pribadi terlalu besar,?



sudah bercerita habis-habisan dengan mama sampai wajahku memerah menahan tangis dan linangan air mata,,

mama sudah porak poranda menyemangatiku,

menenangkan tingginya dinding keinginanku yang harus runtuh oleh hal sepele dan jumlahnya cuma satu.

cukup tragis dan terluka batin.

mama sudah total bijaksana, bila mampu menurunkan kitab dengan sabda kesabaran...mungkin mama akan membacakan segala ayat-ayatnya hingga aku terlelap,

tapi sayang mama tidak 100% dapat menyelimuti rasa galau dan kekecewaan dalam hatiku,

aku memilih menepi dan diam,

mama membiarkan.. dia tahu aku terluka dan kecewa pada diriku dan inginku sendiri.

"sudahlah.. beristirahat saja dulu.. tenangkan fikiranmu dulu"

itulah kalimat penutup mama sebagai pengantarku tidurku malam itu..



...........



dua hari aku masih porak poranda dalam rasa galau,

satu minggu masih,

sebulan masih tersayat,

TUhan......

dalam sekali kecewa itu,



ayah diam mematung,

beliau bingung ingin berkata apa, takut salah rangkai kata,

aku terluka.

jadi beliau hanya duduk di sampingku, kadang menatap wajahku dalam.... sekali,

kadang memperhatikan lakonku yang tak biasa,.

akhirnya ayah habis rasa sabar..

beliau menemuiku yang duduk di ruang tengah, diam di depan tv, tapi tidak menonton acara tv.

mematung.

diam.

"Lin, kadang kamu harus merendahkan diri mebagi cerita dengan ayahmu sendiri.."

"gelas saja kalau terus diisi air akan tumpah...

"langit yang kokoh dan biru saja mampu menggugurkan hujan berselimut petir...

masa manusia tak mampu berbagi,

nanti terlalu sesak perasaanmu"



aku diam,

ada tetes demi tetes guratan kesedihan yang mulai ingin jatuh,

tapi,

selalu..

ku TAHAN.

aku tatap mata ayah,

aku tertunduk pilu..

ada rasa malu disana, aku telah membuatnya kecewa kali ini,



akhirnya ayah agak tersulut emosi, beliau matikan tv.

mengajakku ke ruang tengah,

aku diam mematung.

ayah mulai membujukku, lamaaa sekali..

aku basah di relung-relung perasaan, ada hawa lembab ku tahan kuat-kuat.

ayah membujuk., menatapi sudut mataku, memutari sisi perasaanku,

memperlakukanku dalam dorongan kasih sayang..

menunggu aku berbagi dan memuntahkan kata demi kata,

beliau menungguiku,

berbagi,

lamaaa...membujukku..

hingga ayah berkata,

"jika kamu mampu berbagi cerita lewat buku, menulis...

jika kamu mampu berbagi dengan mama lewat bahasa,

jika kamu dapat membagi dengan teman atau sahabatmu, kenapa ayah kandungmu sendiri tidak kau bagi..

pelit sekalikah perasaan anak perempuan yang telahku besarkan?"



aku hampir mati terlalu lama menahan tangis,

aku malu didepan ayah,

aku sungkan sekali..

sungguh-sungguh-sungguh...

sungkan,

tak terbayang.



akhirnya,

tetes demi tetes tangis lembab menngucur similir dalam tangis di pipiku,

aku memerah...

aku menagis..pelan,

tapi tak lagi kuat ku tahan..

akhirnya aku terisak juga..

kali ini parah dan tragis,

aku benar-benar terisak lebat dalam balutan air mata,

ayah berapa kali putar badan menenangkanku pelan,

"mengislah dipundak ayahmu...

karena ayah lah laki-laki yang jauh lebih bisa menjaga rahasiamu dibanding yang lain"..



aku menagis bukan kepalang kali ini,

mama dari tadi melihati tingkahku menyandar kepala dalam kokohnya dinding perlindungan ayah,,

mama menenangkanku kali ini,

meyudahi kegagalanku..

dan berkata semua akan berakhir besok.

saat aku bangun semua telah baik-baik saja..

aku bergelayutan dalam pundak ayah,

aku menggenggam hangatnya tangan ibuku...

aku larut dalam lautan kasih sayang keduanya,

bercerita kekecewaanku sejadi-jadinya...

habis,

tak tersisa...

ada ruang yang satu demi satu menjadi kosong dan lega dalam batinku,,

aku ingin terus bersandar dan menggenggam keduanya,

tanpa pernah berfikir kelak maut akan menjadi dinding pemisahnya,,



aku lega,,,

habis luluh lantak menangis dihadapan ayahku,

bujukan ayah membuatku membasahi pipiku,

seketika egoisme anak perempuan habis dimakan keteduhan wajah ayahanda..



......



bukan bermaksud menggurui, hanya berbagi kisah..

"di dunia ini kita beruntung, bagi anak perempuan yang sangat dicintai ayahnya..

berbagilah dalam hangatnya bola mata ayahmu, ada ayah yang jauh lebih dapat dipercaya bila dibangding dengan laki-laki di luar sana yang belum tentu dapat menjadi sandaran hati dan keluh kesahmu..menjaga rahasiamu.. wahai anak perempuan yang sangat dicintai ayahnya,

untuk mu anak perempuan maupun anak laki-laki yang menjadi permata di keluarganya,

berbagilah dengan ayahmu, meski ayah banyak diam..tapi tahukah engkau... ayahmu sering tidak bisa tidur memikirkan anak perempuan atau laki-lakinya yang ia sayangi dalam DIAM dan kokohnya perasaan tebalnya muka dalam sungkanmu, tahukah ayah selalu menyebut namamu dalam tiap doa lima waktunya. tahukah... ayah selalu ingat tanggal lahirmu, makanan kesukaanmu, warna favoritmu... dan selalu menyisihkan uangnya walau untuk oleh-oleh kecil dan biasa saat ia keluar kota...



tahukah..

ayah selalu berharap yang terbaik bagi anak perempuan atau anak laki-lakinya,

walau dia banyak membalut diri dalam diam..

karena ayah kepala keluarga,

kadang diam itulah yang membuat dia berwibawa...

tapi jauh dari itu,

ayah selalu menyediakan pundaknya untuk menopang tiap tangis cerita duka lara dan bahagia putra putrinya.

ayah selalu membuka kedua tangannya hanya untuk menggenggam keluh kesah dan cerita suka permata hatinya...



dari hari ini,

segera telpon ayah..dan tanyakan kabar terakhirnya,,

karena tahukah...

habis sholat tadi ayah baru saja mendoakanmu dalam sujud dan pengangkatan tangan di atas sajadahnya..

hanya untumu bahagia.

itu saja tha.. hanya itu saja..

oleh Tha LiNa pada 24 Desember 2010 jam 16:47
 
 
 
 
 
hai tha..
Berkompromi dengan hati sendiri,
ku fikir jauh lebih menyita perasaan,
pun jika harus dibandingkan...
dengan bersitegang urat leher, dengan manusia lainnya di muka bumi ini,
aku mungkin lebih memilih bersitegang dengan mereka semua,
dari pada harus perperang dengan hatiku sendiri.
hm..
bertikai antara aku dan hatiku tak pelak sering membuat air mata mengucur,
tak sengaja menampakkan kekuasaannya.
Kalau sudah begitu….
Air mata pasti akan memanas di wajah.
Aku pasti malas menangis!
Apa lagi sekedar mengangkat muka,
kadang egoku berdiri sombong bersayapkan keras kepala batu,
tapi di sudut hati lain ataupun perasaanku yang lain,
ini masih menjadi hantu dalam tidurku.
tiap malam!!
Aku sering sekali seperti ini,
tak mampu menjadi penengah yang baik antara aku dan hatiku sendiri,
tak tahu kenapa,,,
Bahkan untuk masalah perasaanku,
aku terlalau sering babak belur dari pada menjadi pemenangnya,
aku sekedar terlalu menyukai fikiran akan hal-hal yang tak pantas untuk difikirkan lagi,
lagi…dan lagi..
sudahlah tha….
sudah...
Cukup untuk waktu itu saja,
jangan kau korek-korek lagi jahitan yang sudah diplester itu.
Tapi... bila kau tetap saja durhakai hatimu sendiri…,
Aku sudah angkat tangan!
terserah apa maumu tha..
Kau memang kolektor memori otak yang lebih menyukai kenangan masa lampau!
Tha…ku rasa kau sudah seperti makanan gado-gado atau nano-nano.
Tidak karu-karuan, tapi kau suka…
Eichhhh……Parah!!
Parah betul perempuan satu ini!!
betul-betul parah!
…..
Nah, ini lagi !!!
Hari ini kembali lagi berbicara pada hatiku,
bahwa jangan pernah takut untuk mencintai,
karena hatimu percaya…cinta itu hanya dimiliki bagi yang  mencintai,
sedang yang dicintai,
mungkin saja ia tak punya cinta!!!
Sudahlah…lupakan,
Tapi…setahuku…kau itu keras kepala tha..
Jadi….
tapi..,
tunggu,
kalau memang Ini memang tak bisa kau lupakan!
Terserahlah sudah tha..
Sekarang yang penting adalah bagaimana caranya kau tetap berdiri,
mengangkat muka setengah tawarmu itu,
untuk kau poles natural diangkat kepermukaan dunia,
untuk sekedar menampilakan sebuah lakon sandiwaramu..
bahwa ‘aku’ baik-baik saja wahai matahari!!
Aku sering berfikir ini tak adil untukmu tha..
Tak adil sama sekali malah,
tapi perasaanku berkata,
bukannya tak adil, tapi…
Tuhan sangat cepat menyeretmu saat kau euphoria dalam lautan anggur merah dan mabuk perasaan,
Sayangnya...
kau tak siap dengan keadaan di alam nyata…
hingga kau pun terluka dan lupa bersyukur.
Itu saja tha….
kau luka,
kau lupa bersyukur...


untuk sekerat hati :)

Insomnia yang merajam hati.

oleh Tha LiNa pada 20 Desember 2010 jam 23:01
jam sigini masih belum tidur?
....
dari tadi aku sudah berniat untuk secepatnya tidur,
secepatnya lari dari kejaran hidup di dunia,
tidur sama dengan koma,
koma sama dengan mati versi kecil.
ah,,terdengar sangat riskan.
tapi....dalam mati, hatiku baru dapat beristirahat dengan tenang,
minimal untuk urusan dunia, kehidupan dan perasaan.
hatiku akan beristirahat sejenak,
ingin rasanya..
tapi tunggu,
mataku sudah berkantung hitam.
dari dulu memang susah bermimpi,
takut bermimpi,
takut besok pagi hati akan kembali bekerja lebih keras,
hanya untuk sekedar menunaikan mimpi.
jadi bagaimana?
tidur takut bermimpi,
tidak tidur, bagaimana hati dapat beristirahat.,
hm...bagaimana kalau tidak jadi tidur,
tapi mati.
iya...mati versi yang besar,
meninggaL.
ah....
itu bisa,
tapi tunggu,
di ujung sana ada air mataku yang masih menangisi dosaku,
ada banyak dosa yang belum aku hapuskan.
ah...
kembali.
tak bisa tidur malam ini,
hati?
teruslah sketsa hidupku.
aku akan benar-benar memikirkannya,
hingga ku tak sadar sudah azan subuh dan mataku masih terbuka.
hitam.
berkantung.
hatiku babak belur menangis lagi.
hmmmmm
sudahlah...
hati, kali ini maaf ya..

insomnia di hawa basah,

oleh Tha LiNa pada 24 Desember 2010 jam 23:10
 
 
 
 
kembali..
insomnia,
tak bisa bermimpi.
tapi, kali ini agak mendingan..
suasana malam ini lembab,
basah dingin agak berkabut..
lengket juga dengan embun malam yang lumayan pekat,
aku basah dalam peraduan hati yang lagi-lagi insomnia,
ah, itu biasa tha..
....
malam ini agak berbeda dari biasanya,
dingin lembab basah aroma malam sedikit banyak mengusik fikirku,
aku banyak memikirkan hal-hal ganjil,
dari yang paling bahagia hingga yang tak sanggup dibahasakan oleh air mataku,
aku suka itu,
berfikir jernih sebelum aku menutup mata,
saking jernihnya kadang hingga malas untuk tidur,
aku suka.
....
apa yang hati rasakan, bila sesuatu yang dipersembahkan dari hati, menyentuh tepat di hati?
pasti akan basah dalam labirin kebahagiaan.
aku mungkin demikian malam ini,
tak mengerti kenapa,
hanya ingin membahagiakan hatiku saja,
sudah lama tidak memanjakannya,
sesuatu yang ku tulis dengan tulus untuknya,
agar terbaca oleh hatinya,
agar terlintas dalam penglihatannya,
walaupun itu bungkus kacang,
tapi itu lahir dari rahim fikiranku,
dah hati itu bergerak menyukainya,
dan aku suka juga,
bahagia malah,
....
terkesan berlebihan dan terlalu didramatisir,
tapi aku suka,
aku tak akan pernah menyukai sesuatu,
jika hatiku tak benar-benar menyukainya,
aku senang karena isi fikiranku terbaca,
meskipun mungkin hati itu menilainya secara sederhana dan cuma sampai di kulit ari,
tapi aku sudah senang,
jika dibandingkan,
aku lebih memilih itu dibaca satu hati yang biru, dari pada dibaca sejuata hati yang pelangi,
tak tahu kenapa,
ini bahagia saja,
cukup senang dengan malam ini,
Tuhan memberiku hadiah terindah sebelum aku pergi tidur malam ini,
"aku terbaca hati itu"
....
Tuhan, terimakasih telah mengatur matanya membaca isi hatiku lewat huruf-hurufku malam ini,
itu tak pernah ku kira sebelumnya,
Tuhan...
sekali lagi terimakasih,
aku akan menutupi matamu malam ini sambil tersenyum,
hanya ingin bahagia saja,
aku juga pantas bahagia ko'
terutama hatiku...
selamat bermimpi indah hati..
....
Tuhan..
ku tunggu hadiahMu lagi,
aku mencintaiMu,

Ini sumpah kisah nyata.

oleh Tha LiNa pada 11 November 2010 jam 23:01
 
 
 
 
 
Ini sumpah kisah nyata.

Pernah ada SATU orang yang berani mempertaruhkan nyawa yang ia miliki untuk aku,
Jujur..di saat itu kami diantara dua pilihan kematian..
Aku ATAU dia?
Aku DAN dia?
Atau TIDAK diantara kami berdua,
Kenyataanya…
Dia lebih SIAP bila dibanding aku….
Apabila tiba pada suatu pilihan pertanyaan, nyawanya atau nyawaku?
Maka sudah pasti ia akan menyekak lidahku dan berkata…
“Korbankanlah aku saja…”
Hari itu kami tertakdir dalam sebuah pertarungan maut,
Saat nuansa malaikat Izroil menyeret-nyeret kami pada satu kegelapan bayang-bayang alam kubur…
Terpaksa…aku dan dia sama-sama besaing untuk HIDUP,
Siapa yang kuat itulah yang akan hidup!!!
Tapi kami juga SIAP mati..
Terlebih dia..karena terlalu siap mati..
Tapi…sayang,
Diam-diam dia mencintaiku, menyayangiku…dan…aku tidak menyadarinya…
Padahal ia belum pernah melihaku dengan kedua matanya
Naasnya dunia..
Hari itu takdir menggariskan dia yang banyak terluka,
Tahukah dunia, darahnya berceceran dimana-mana hingga membasuh dan menjadi air pemandianku,
Hari itu darahnya terlalu banyak hingga bisa kuminum…
Berceceran dimana-mana, menyeruak nuansa amis darah merah segar…di setiap sudut.
Aku risih..karena terlalu banyak.
Pertarungan hidup antara aku dan dia,
Kami benar-benar tidak ada pilihan,
Aku menyesal..
Hari itu dia terlalu payah dan lemah.
Nafasnya tersengal menghantui sudut-sudut medan pertempuran maut itu,
Meski alat bantu bertahtra di mana-mana..
Tapi tetap tak terlalu berguna,
Disingkirkan…
Jujur aku tersudut melihat perjuangannya,
Bahkan saking kalapnya,!!
Egoisku untuk hidup, aku berkali-kali menginjak-injak bagian dalam isi perutnya..(sadis…ini perbuatan kotor kah?..
Atau ini maksiat yang nyata dalam hidupku!
Tahukah, darah itu semakin menjadi-jadi mengalir..
Tidak lagi menetes, tapi ini sungguh-sungguh mengalir…!!
Membanjiri seluruh daging di tubuhku,
Jujur, aku hampir membunuh manusia dengan tendangan kakiku sendiri…(terserah mau percaya atau tidak..
Hari itu aku sangat egois dan keras kepala,
Aku ingin hidup!! (titik)
Aku ingin keluar dari ini semua…
Ku fikir tidak ada cara lain selain menendang perutnya sebagai titik kelemahannya! (aku tau itu)
Mungkin saat itu dunia mengutukku!
Tapi sungguh aku tidak peduli lagi…
Aku benar-benar berontak,
Sedang dia…?
Hampir mati ku tendang isi perutnya,
Sedikitpun aku tak punya belas kasihan…!! (aku kalap..
Ia selalu berteriak, mengerang kesakitan…(aku tak peduli..
Suaranya sangat nyaring beradu dengan tendanganku..
Hingga pada titik akhir kepayahan…
Aku lelah menendanginya..
Akhirnya aku yang menangis..!!!
Tapi..
Akhirnya aku berhasil menghirup udara,
Hmmm aneh..
Dia justru berhenti berteriak kesakitan…
Ia justru menikmati tangisanku,
Apa-apaan ini…?????? (aku mulai bingung..
Ia tersenyum letih mendengar tangisanku,
Ia bersyukur aku bisa menangis..
Ia bahagia sekali hari itu…
Aneh..
Aku tiba-tiba panik,
Tangisku semakin menjadi…
Membelah habis isi dunia,
Sedang dia…
Tersudut bahagia..
Hmm..
Tahukah dunia,
Malaikat Riduan tersenyum simpul..
Melihat titisan darah hawa bertarung nyawa di lepas magrib yang siluet, kuning…dan digiring alunan azan sholat isya.
Kami berdua..
Meregang nyawa..
Dan untung berakhir tanpa roh kematian…
Sayap-sayap malikat Riduan berkibar lemah membias mata kami..
Indah..
Kami masih hidup..
Tapi…..
Tahukah siap dia yang telah rela mempertaruhkan nyawanya demi aku tadi?
Jujur aku baru mengenalnya saat itu..
Ia adalah…
Mama…(sekarang ku panggilnya begitu..
Rahim yang selama ini aku tempati,
Yang telah meregang nyawa demi kehidupanku,
Yang telah rela mengeluarkan literan darah demi nafasku…
Yang merelakan isi perutnya aku injak-injak tertendang dalam balutan kesakitan..
Mama..
Yang telah berteriak-teriak sakit melahirkanku,
Mama…
Yang telah pucat basi di meja persalinan demi aku,
Mama…
Yang telah Sembilan bulan membiarkanku menjajah habis isi rahimnya..
Mama..
Yang sampai hari ini ku tanya,
Masih mau berkorban demi aku..dan masih mau mencintaiku.