Sabtu, 29 Januari 2011

HARI INI AKU BERSALAH PADAMU, SAHABATKU.

oleh Tha LiNa pada 13 Desember 2010 jam 11:10
 
 
 
 
Tahukah kamu, sahabat.
Malam tadi wajahmu aku tatap dalam-dalam,
Mungkin kamu tidak menyadari itu.
Tadi sudahlah.. tidak masalah, kawan.
Seorang malaikat telah menyadarkanku bahwa…
Kita telah sangat jauh di akhir ini,
Entah karena apa,
Batinku berbicara.
Keadaan yang menyeretku menciptakan ruang jarak di sisimu,
Ya.. betul.
Perubahan skematik alur hidup membawaku pada celah jarak dalam pisah.
Dalam bias persahabatan kita,
Aku menuai banyak kisah hidup di masa ini,
Banyak kisah yang dapat leluasa aku bagi padamu,
Bahkan..Tanpa batas.
Namun,
Terlalu banyak pula kisah yang membuatku mengunci mulut..
Kali ini,
Aku sering Hening dalam diam,
Tak bisa berbagi kisah kepadamu,
Bukan berarti aku mengabaikanmu, sahabat.
Bukan berarti kamu telah aku ganti,
Tapi…
Kali ini aku belajar menjadi bijak dalam menghadapi hidupku sendiri.
Maafkan aku…

Tahukah kawan..
Ada ruang penyesalan yang membatin dalam perasaanku kepadamu,
Maafkan aku sahabat..
Kali ini kita terasa jauh,
Walau sebetulnya kita sangat dekat.
Walau,
Jari Kelingkingmu masih kupengang,
Tapi hatimu dan hatiku saling berulur dan tak bersua,
Ada banyak cerita duka lara dalam bias hidup kita,
Kali ini….
Aku yang salah,
Aku terlalu banyak berubah..
Aku tahu kamu sangat menyadari ini,,
Tahukah…
Semalaman tadi aku bingung bukan main,
Tanpa sadar, ada sekeping hati di ujung sana yang telah terabaikan kali ini.
Aku hilaf dalam dosa.
Maafkan aku. Sahabatku.
Menyapa, tapi tidak dalam tegur hangat.
Bercanda, tapi tidak dalam gelak yang mencair.
Seperti dulu.
Ya…aku tahu ini terasa tawar,
Bagimu, bagiku, dan bagi kita.
Aku tahu ini banyak berubah,
Terutama aku,
Dan kamu menontonnya.
Menontonku..kawan.
Aku merasa matamu bahkan tidak pernah luput mengamati dan menaruh perhatian kepadaku,
Batinku berkata, kamu ingin sekali menyapaku,
Tapi keadaan mengunci mulut kita dalam diam,
Atau paling parah, kita hanya tegur sapa dalam tawar.
kali ini,
aku yang salah..
Membiarkanmu di sudut kebimbangan atas nama persahabatan
Yakinku , inginmu berkata kita bisa duduk bersama dan berbagi kisah suka lara lagi.
Lagi.
Lagi.
Lagi.
Lagi.
Seperti dulu,
Saat kedua tangan kita masih hangat,
Saat aku masih tidak terlalu rumit,
Saat kamu masih terlalu polos dan sangat natural
Ya.
Aku sangat suka itu,
Tak banyak yang tahu,
Aku suka kenaturalanmu kawan.
Jujur saja,
Malam tadi adalah malam terbimbangku,
Aku ragu berkata kita masih layak disebut sahabat,
Di sisi lain aku telah menoreh rasa kehilangan di hatimu. (mungkin)
Di bias lain aku telah menepikanmu disudut persahabatan kita,
Jadi apa kira-kira masih pantas aku di katakan sahabat,?
Saat..
aku  sudah jarang menegurmu dalam hangat,
Jarang mengingatkanmu dalam kesalahan,,
Maaf.
Aku sudah jarang berbagi,
Aku sudah jarang mendengarkan kisah-kisahmu lagi,
Ya.
Jarang.
Jadi bisakah kau maafkan aku hari ini,
Aku berharap engkau masih sahabatku, kawan.
Temui aku dalam maafmu,
Terima tangankku dalam dinginnya hati kita.
Kita hangatkan lagi ..
Posisimu tidak mudah diganti..
Walau ku akui…
Keadaan membuat kita jauh,
Tapi sudahlah…
Ku fikir,
Bukan masalah banyak atau tidaknya waktu kita bersama, berbagi gelak tawa air mata..
Tapi,
Masih adakah namamu dan namaku dalam tiap doa – doa di munajat kita.
Jangan merasa tersisih atau terganti, karena aku tidak menyisihkan dan menggantikanmu.
Walau aku dengan yang lain atau dengan siapapun.. siapapun..
Ku fikir itu wajar dan …
Ku harap kita berdua bisa dewasa,.
Jika putaran bumi membuat kita menerima banyak pergantian musim,
Sebanarnya yang penting bagiku adalah matahari itu tetap bersinar,.
Aku tak peduli yang lain..
Jadi siapa yang dapat kau ibaratkan matahari itu kawan? Jawabannya adalah “aku”,
Jangan lihat pergantian musimku kepadamu, jangan lihat perubahan hidupku, kawan.
Tapi ingat bahwa aku tetap menyinari bias kebersamaan kita setiap hari.
Bila kadang ada mendung, dan sinarku agak terhalang,,
Maka maafkan aku, karena mungkin akan membuatmu terluka.
Tidak ada niatan menarik diri di sisimu kawan,
Hanya itu wajar dan ku harap kita bisa saling menerima dan bertambah dewasa, bersama..

SAHABATKU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar