Sabtu, 29 Januari 2011

AYAH… TOLONG SIMPAN TISU-TISU ITU, JANGAN SAMPAI MAMA TAHU.

oleh Tha LiNa pada 26 November 2010 jam 17:01
 
 
 
“Pernah radang tenggorokan sampai berdarah?”
Bagi yang pernah mendapatkan itu.. rasanya sakit sekali kawan,
Susah menelan, susah bernafas, perih sedikit atau banyak. Entah,,
Yang jelas..panas meradang wajah memerah.
Ah..intinya sakit.

Itu terjadi sekitar empat tahun silam.
Radang tenggorokan tingkat medium menuju level tinggi.
Hedeeeh..
Banyak faktor yang menjadi sebab musababnya,
Tiba-tiba jadi radang tenggorokan.

Siang itu aku tidur siang,
Sudah seminggu susah sekali bernafas dan menelan ludah,
Terasa berat dan panas,
Betul.
Aku malas mengeluh dan mengadu ke mama,
Mama juga lagi sakit.
Beliau tidak bisa terlalu lelah.. memang ditakdirkan di rumah saja,
Melakukan pekerjaan ajaib sebagai mahkotanya rumah kami,
Ya..
“ibu rumah tangga”
Itu adalah aturan pernikahan dari ayahku..
Dan, Ibu menyetujuinya,
Meski Sebelumya beliau bekerja.
Hm…wanita.
(diam-diam aku salut)

Mama Tidak bisa terlalau banyak jalan-jalan mejeng sana sini – negumpi seperti tante-tante)..
Mejeng di mall,
Pasar,
Dan lain-lain..yang tidak jelas,
Terlalu banyak kegiatan.
Mama tidak bisa,
Kalo maksa nanti sakit,
Kecapean. (lelah…
Itu lah yang membuatny mau tidak mau… tidak terlalu suka perjalanan jauh.
mama betah di rumah,
Kalau maksa….nanti sakit (kata ayah.)
Ahaha… aneh2 saja suami istri ini,.
……
Ok.
Mamaku lagi sakit kawan..
Si putri sulung terpaksa dan memang wajib jangan banyak2 permintaan.
Hentikan naluri bias manja.
Stop.
Mama lagi sakit.
Mama istirahat saja..”
Nanti urusan dapur, cucian dan lain-lain kami yang membereskan”
(ayahku berbicara menenangkan mama…)
Itu sekilas tentang mama.
…..
Hm,
Bercerita tentang aku,
Sakit sekali nah…
Tapi malas mengadu,
Malas melaporkan diri dengan ayah,
Ah..tahan saja sudah.
Toh tidak bikin mati to?
Tahan lah tha..
Tiba-tiba tenggorokan terasa sungguh panas siang itu,
Huffff..panas tak terbias,
Aku menahan,
Tapi tak tertahan..
Aku minum air putih,
Tapi tak mampu mengguyur panasnya.
Hedeeeeeh..ko gini?
Akhirnya..
Betul-betul-betul
Tak tertahan,
Lari ke dapur dan meludah setengah mendahak..
Terasa ada cairan yang aku rasa mengalir ditenggorokan menetes hingga rongga dan pangkal lidahku.
Aku meludah..
Pelan.
…..
Ya Tuhan?
Darah.
Kenapa ini,
Inikan paling cuma radang biasa (aku membatin dan menebak...)
Semakin ku dehem..mendahak pelan…
semakin keluarbegitu saja..
Mengalir di sela-sela tenggorokan,
Darah ya..
Aduh, tak bisa di biarkan,
segera putar badan.. ambil kain dan tisu,
Hm.
Tetap tak tertahan,
Ambil lagi tisu, sapu.
Sapu bias darahnya,
Ayo tahan tha..
Tetap terasa mengucur.
Ambil es.
Ia..es, kira2 bisa di tahan.
Kompres.
Aku timpa di sekitar leher dan tenggorokan,
Tetap tak tetahan juga.
Mati fikir sejenak.
Aku lari berbaring kunci pintu ke kamar sudah.
Agak panik memang,
aku lama tak melihat darah segar mengucur.
Jadi shock..
Apalagi Ini darah sendiri,
Merah.
Ya Tuhan..

Tapi.. memang tak tertahan.
Berat dan sesak,
Akhirnya ku mulai betulan panik,
Tak kuat sendiri.
Adik tidur siang.
Kacau.
Mana ayah ya…”
Segera ku temui ayah.. darah masih tersisa, terbalut beberapa helai tisu,
Ayah di luar sedang mengatur beberapa pot tanaman anehnya,
Aku hampiri ayah, menutup mulut, tapi masih ada bekas darah.
Yah…”
Ayah menoleh.
“astagfirullah..Lina. kenapa?”
Aku panik dan hampir menangis, aku takut darah nah.. ini mengalir terus.
Kalau ditanya orang tua pasti kambuh naluri manjaku.
Pengen nangis..minta dikasiani.

Hening.
Sepersekian detik.
Ayah sontak melepas pekerjaannya,
Menarik tanganku, membasahi beberapa kain handuk kecil dalam air es.
Aku disuruh duduk,
Di kompres tenggorokanku dengan air es,
bebrapa handuk kecil sudah beradu kompresan air es berlilit di tenggorokan dan sekitar.
Mandi baluatan air es tenggorokan.
Darah tertahan.
Aku disuruh berbaring.
Beliau kompres sekitar tenggorokanku.
Darah agak tertahan dan mereda.
Aku disuruhnya tetap berbaring, pegang kompresan air es.
Semoga darahnya agak tertahan.
…..
Mama tidur,
Memang lagi sakit,
kami tak mau mengganggu,
Mama tak tahu dengan perkutatan darahku yang mengucur tiba-tiba.
Ah…
Dua adegan dalam satu atap.
Ayah mendadak jadi dokter pribadi.
Aku pucat takut darah sendiri.
….
Ayah memberi tahu adik yang setengah sadar di tidur siang indahnya..
bahwa aku dibawa ke rumah sakit dulu, tapi jangan beri tahu mama.
“ingat kalau mama bertanya..bilang ayah dan kakak lagi jalan ke luar cari kue di luar”
Itu pesan ayahku,
Aku sudah berbalut jaket, dengan handuk basah dengan air es.
Ayahku tancap gas mengantarku ke UGD.(sepertinya..
Panik, tapi beliau tahan.
Itulah ayah, tenang.
Tenang.
Tenang.
Aku diam-diam panik nah,
Ini darah terasa menetes di tenggorokan.
Tapi melihat wajah ayah, jadi ikut-ikutan tenang.
Sudahlah…
……..
Sampai di rumh sakit, ternyata benar.
Aku dimasukkan ke ruang UGD,
Dapat pemeriksaan beberapa waktu,
Cepat, sigap.
Aku sudah di penuhi dengan beberapa alat medis,
Kompresan.
Alcohol.. ah.
Ada beberapa suster dan dokter.
Di suruh tenang saja.
Dokter itu perikasa tenggorokanku, ini itu.
Diam.
Lama.
Ayah menunggu di luar..
Aku masih berbaring dengan dokter dan beberapa dayang-dayangnya.
Lalu muncul kalimat..
“ini radang tenggorokan cukup parah…
Kenapa nak bisa begini..”
Aku malas menjawab..
Lebih memilih sok memejamkan mata.
Aku sudah tenang kali ini,
Oh..radang “ (batinku..
Di minta meminum beberapa obat..
Dan beristirahat.
Ayah sudah diperbolehkan menjenguk.
“tidak apa-apa…dokter bilang hanya radang, tapi lumayan parah..kamu harus rajin minum obat ya..
Hari ini juga boleh pulang , tapi ambil sampel darah dan dahak dulu, besok ke sini lagi.. jadi istirahat saja dulu sebentar, lalu kita pulang.. tadi ayah sudah beli obat dan sirupnya.”
Aku tidak terlalu panik lagi denga informasi ayah, tadi pas di ruang UGD dokter sudah bilang..
Huffff… (jadi merepotkan ayah hari ini.

Setelah membereskan beberapa administrasi, kami pulang.
Jujur ini masih setengah lemas,
Tapi benar juga..terlalu lama di rumah sakit nanti mama curiga.
Gawat.
…..
Kami pulang.
Di rumah hanya ada mama dan adik, mama agak mencuriga.
Naluri kewanitaan dan keibundaannya tajam.
Kok lama jalan-jalannya.?”
Itulah kalimat mama yang menunggu kami duduk santai di ruang tamu ditemani adikku.
Aku dan ayah jalan-jalan ke warung kue jajanan..”
Buat di makan bersama-sama ma..inikan sore”
Ayah sudah membuat ultimatum kepadaku,
adegan rumah sakit dadakan tadi cukup rahasia saja.
Tapi..jujur Tenggorokanku sebetul-betulnya masih sakit,
Tapi beberapa kekuatan menahanku.
Ayolah tahan, jangan tunjukan sakit didepan mama.
Kali ini saja, aku kuat.
Ayah tenang.
Jadi terlihat biasa.
Tapi mata mama menghujamiku dengan tatapan penuh kecurigaan,
Jujur aku lemas, aku pucat.
Mama menangkap rautku,
Aku cepat – cepat berlalu.
Tadi ku rasa sudak keren sekali mengucurkan darah.
Lemas..
Aku cium tangan mama, dan bilang.
“tidak apa-apa tadi telat gara-gara pas di warung ayah ketemu teman lama”
Jadi ngobrol.
Ayah melirikku tipis.
Beliau menyetujui tipu muslihat ceritaku dalam diam bisunya.
Ok.
Maaf mama kali ini aku jadi pecundang di sisimu.
Hanya tidak ingin menambah fikiranmu itu saja.
..
Hmmmmmm!!!
Untung mama tidak ke kamarku,
Penuh darah di tisu.
Hufffh…
Hampir saja.
(atau mama juga….
(bertipu muslihat??
Aduh ini kacau. Semoga mama benar-benar jujur tidak tahu,
Cukup aku dan ayah yang main watak hari ini..
Kami berdusta atas mana cinta kepada mama.
….
Ayah..tisu-tisu ini dibuang di mana?”
Saat ayah menjenguk ku sebelum tidur istirahat jilid dua,
“bawa sini, biar dibalut Koran lalu masukkan ke kantong plastic”
Simpan obat-obatmu ini dari mata mamamu.. besok kita berobat lagi”
Mamamu sudah membaik dan sudah bisa memasak buat makan malam..
Mama yang paksa diri. Tapi sudahlah..
Walau hanya untuk tiga buah telur mata sapi.. artinya kesehatannya sudah cukup pulih.

Ayah..simpan dan buang tisu-tisu itu,
Jangan sampai mata mama melihatnya.
Besok pagi kita atur strategi lagi,
Cuma radang tenggorokan ko..
Tapi jujur ini sakit.
Sudah cukup tragedi darah mengalir hari ini.
….
Ok. Mama..nanti kami beritahu kisahnya saat aku sudah sembuh saja,
Adik? ahaha.. kamu jadi penonton saja kali ini.
Nanti kalau sudah besar pasti pandai main watak seperti aku dan ayah.
Hahahaa..
..
Maaf ya mama..
Kali ini kami main lakon.
Main watak.
Kami mencintaimu.


1 komentar:

  1. huh... seremnya, pacarku juga lagi sakit radang tenggorokan udah ada 3 hari ini, katanya pernah mengeluarkan darah, sedih rasanya, tapi ga bisa berbuat apa", dia sekarang katanya susah nelen, susah nafas. gimana neh...

    BalasHapus