Senin, 07 Februari 2011

surat untuk seseorang yang sangat tegar


Aku tak akan bertanya kabar tentang kamu …
Karena kau yang lebih tahu …











Sudahlah,
Aku hanya ingin bertanya,
kira-kira apa nama anak pertama dan anak terakhirmu nanti kawan … ?
Ingin rasanya aku berhadir dipesta pernikahanmu nanti,
Sekedar memastikan kau telah menemukan wanita terbaik dalam hidupmu,
Dan … kau bahagia,
Sengaja aku berkata begitu,
Karena aku tahu,
mimpimu jauh lebih banyak dari aku,
Citamu jauh lebih indah dari aku,
Cintamu jauh lebih menikung daripada kisahku,
Hm…
Hanya ingin sekedar berujar,
Lihatlah ….
Saat kau begitu,
Berapa banyak hati yang ‘peduli’ dalam diam mereka ?
Pikirkan dan berprasaanlah kawan …
Berapa banyak harap yang berdoa agar kau ‘tersenyum’ esok hari kawan ?
Pertimbangkan lagi keputusanmu itu temanku …
Aku tahu kau itu anak muda yang tegar,
Tak sekedar tegar,
tapi kau itu mirip kayu ulin.
Biar tercebur di galam lapuk jua pun … kau’ TETAP tak sudi berkata ‘dingin’ bahkan hingga berlumut !
Justru kau menikmatinya …
Burung-burung saja yang mengoceh pekik meratap,
Kau …
Tetap!
Mengunci mulut tetapi membuka hati.
Mangap-mangap dalam nadir …
(mungkin) itulah pilihanmu … (aku hanya meracau …
Sudahlah …
Yang aku tahu …
Kabari aku siapa nama anak pertama dan siapa nama anak terakhirmu nanti kawan,
Jangan sombong padaku ya…
Meskipun aku memilih menjadi ibu rumah tangga nantinya,
Jangan lupa menorah penamu dimata dunia,
Suatu hari akan aku tunjukkan tulisanmu pada putraku.
Kawan!
Apapun itu,
Aku harap kau bijaksana atas pilihanmu,
Aku tahu kau temanku,
Sahabatku,
Tak sekedar kamu.
Tapi kau yang dengan dua sisi mata uangnya …
itu nyata dan ada pada kau.
Sahabat.
Oh ya, jangan lupa bercermin sebelum pergi jalan-jalan yaa,
ada banyak lebah yang telaten mengamati hingga lis wajahmu.
Haa …



Jatinangor, 07 - Februari - 2011