Rabu, 26 Januari 2011

Sakit Yang Aku Suka

Sakit.

Dua hal yang sangat aku rindui pada saat aku sakit,
Pertama adalah perhatian dan kepedulian ayah, dan yang kedua adalah kepanikan dan kecemasan mama.
Kadang aku suka jika aku sakit,
Aku menjadi lebih dekat dengan maut dan lebih disayang keduanya,
Tak ada yang lebih indah selain mendapat kasih sayang dan diperhatikan dengan tulus.
Itulah sisi anak manjaku yang secara umur sudah terbilang dewasa,
Aku manja karena ayah dan ibu yang memanjakanku,            
Tak ada yang salah selama itu wajar dan aku tak menjadi anak pengecut dan pecundang.
Tak ada yang berlebihan tanpa pernah ayah dan ibu menguranginya.
Ayah memanjakanku, tapi tak pernah beliau lupa mengajarkanku untuk menjadi manusia yang berani dan mandiri.
Ibu memanjakanku, tapi tak pernah beliau lupa mengajarkanku untuk menjadi manusia yang tegar dan kuat hati.
Manja itu relative dan tak selalu harus menjadikan ia anak lemah.
Cengeng dan air mata itu wajar dan biasa, karena…
bagaimana mungkin seorang anak tidak merasa dekat dan dicinta sedangkan lima waktu namanya selalu bertahta dalam doa dan sujud orang tuanya.
Hmm…
Aku suka sakit, kadang.
Aku suka saat ayah membawakan makanan kesukaanku ke kamar dan menungguiku menghabiskannya.
Aku suka saat tangan hangat ayah memeras kain kompresan dan menempelkannya lembut di atas keningku.
Aku suka saat ayah semalaman menungguiku di luar kamar sekedar berjaga apakah aku mengigau.
Aku suka itu.
Aku suka saat mama bertanya dengan halus apakah aku sudah minum obat dan membawakan air hangat ke kamarku.
Aku suka saat mama membalut kulitku dengan minyak hangat dan  mengurutiku hingga aku terlelap.
Aku suka saat mama membungkus badanku dengan selimut dan menyalakan lampu tidur di kamarku.
Aku suka saat tengah malam diantara keduanya ada yang menyempatkan diri menjenguk ke dalam kamarku sekedar memastikan keadaanku apakah aku sudah terlelap atau masih terjaga,
Aku …. Jadi merindui masa itu,
Aku jadi merindui saat aku sakit.
Sakit itu menjadi indah …
Asal bersama mereka (haaa…
Aku memang manja dan dimanjakan, tapi tak pernah sekalipun ayah menjadikan aku sebgai orang pengecut dan lari diam bersembunyi dibalik kesalahan.
“Hadapi dan jadilah pemberani” ..
Aku memang manja dan dimanjakan, tapi tak pernah sekalipun mama menjadikan aku menangis Karena tak berdaya dan hanya karena luka biasa.
“tegar dan bersabar hati”
Sakit itu biasa, kadang-kadang obat bukan menjadi penawarnya…
Dokter bukan menjadi penenangnya.
Aku justru suka dengan penawar kasih sayang keduanya,
Sakit itu adalah waktu terdekat dengan maut dan mendaoat kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.
Kadang … aku suka dengan sakit.
Ya… kadang!
Lebih tepatnya kadang-kadang!
Dan tidak disini …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar