Kamis, 27 Januari 2011

Sepinya Aku

Belajarlah untuk tidak meminta,
Selama masih bisa memberi.
Belajarlah untuk tidak merepotkan,
Selama masih bisa menyelesaikan sendiri,
Belajarlah untuk bersyukur,
Karena perih itu sedang mengintai masa,

Belarlah untuk menghargai,
Karena kebijaksanaan akan berdampingan dengan kearifan,
Janganlah jadi anak manja diantara orang yang sedang belajar dewasa,
Belajarlah berfikir sebelum berbicara,
Belajarlah untuk besabar sebelum sempat mengeluh,
Kadang ….
Diam itu menguatkan.
Tenang dan arif itu kadang bersanding dengan diam.
Sesekali perlu menahan diri,
Sesekali perlu menyendiri,
Tak ada alasan pasti, ini hanya sekedar belajar tentang arti kesepian,
Kadang …
Sepi membuat hati menjadi berperasaan,
Menjadi bijaksana dalam sendiri,
Kejernihan yang disusul dengan ucapan syukur dalam hati,
Sesekali hati perlu menepi,
Atau sesaat untuk sepi.
Belajar bijaksana tak harus lewat dunia yang binger,
Tak harus  dari gelak tawa yang berantai,
Tak harus selalu dari bangku pelajaran,
Tak harus dari cinta dan balut kasih sayang,
Bijaksana bisa kudapat dalam sepi,
Bijaksana bisa ku raih dalam perih,
Dalam tangis,
Dalam gelap,
Dalam luka,
Dalam air mata,
Dalam sendiri,
Dalam kehinaan,
Dalam ketundukan,
Tak ada yang abadi, karena semua pasti mati,
Tak ada yang mampu menyudahi,
Kecuali suara dari hati nurani,
Sepi adalah waktu ….
dimana Tuhan memberikan masa khusus untuk aku dan Dia bermesraan ,
dalam luang waktu yang dibalut bias tafakkur …
Menyesali diri,
Menata ulang mimpi,
Menyusuri hati,
Belajar berpuisi,
Belajar menghargai hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar