demi rasa malu yang ku persembahkan hanya kepadaMU dan untukMu,
jangan pernah,
Engkau biarkan keadaan hatiku yang dihujam kalang kabut mengejar kerat hati manusia jenis lain.
demi warna merah yang bersarang di wajah Siti Fatimah saat menahan rasa cinta kepada Sayyidina Ali..
aku memohon jangan pernah Kau angkat rasa malu dalam hatiku,
hingga tak ada lagi batas wajah memerah saat aku berucap cinta.
astagfirullah..
jangan pernah Kau cabut urat malu yang tertanam dalam leherku,
hingga tak ada lagi bias merona saat bibirku berkata soal sayang..
ya Allah...
bisa kah untuk Kau peliharakan lisanku ini berbicara soal cinta dan sayang yang tabu,
tabu bagi yang masih haram dan makhruh.
itu hanya layak diucap oleh seorang wanita yang sudah dihalalkan atas nama suci Engkau yaa ALLAH.
bisakah untuk Kau selimuti hatiku dengan rasa pertimbangan dan gentar,
menyibak perasaan saat aku masih belum tersanding dengan seorang dari ciptaanMu,
dengan cara yang halal dan paling terpuji...
demi rasa malu atas dasar rasa imanku...
ALLAH peliharakan aku dari gemericik iblis yang telah kejam dan licik membungkus cinta dan sayang dengan kotor!!
hingga akupun mau jika bibirku Kau kelu atas itu,
aku ikhlas bila Kau rajami hatiku dengan banyak memendamnya,
aku rela atas dasar keimananku yang masih abu-abu..
tak apa aku Kau buat begini,
asal hatiku Kau sinari atas malu.
sungguh...dengan rasa malu...itu,
membuat Siti Fatimah pantas Engaku sandingkan atas pernikahannya di langit yang agung,
jauh sebelum ia dinikahkan ayahandanya di bumi.
tidakkah pula aku yakin.. Sayyida Ali bergemuruh menahan rasa malu..
itulah alasan mengapa wanita pemalu itu layak dipersandingkan dengan seorang laki-laki kesatria seorang Khalifah di muka bumi..
mereka berdua sama-sama masih punya urat malu.
meski hati mereka..
aku tak yakin bisa tenang dan tentram sebelum ALLAH menjodohkannya
hingga membuat mereka layak disebut pasangan HALAL dan terpuji..
atas nama suci Engaku..
yaa ALLAH
buatlah aku menjadi salah satu wanita yang pemalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar