Kamis, 27 Januari 2011

Sepenggal Cerita di Banjarmasin

Aku usil dan agak sedikit parah.
Parah sekali malah.
Aku lugu tapi pura-pura gagu.
Tak banyak yang tahu dan mau tahu tentang siapa aku dan karakter aku.
Aku pendiam di awal episode dan menjadi badut pada saat pertengahan episodenya.
Ini lucu dan membual.
Ada banyak yang suka tertipu Karena raut wajah yang selalu aku pertontonkan.
Aku pendiam dan terlihat introvert kawan….
Hahaha….
Hormon usil itu bukan diturunkan dari orang tuaku,
Karena mereka manusia baik-baik dan… hanya aku yang agak kambuhan dan suka mengusili kawan.
Orang tuaku sering marah dan kecewa saat aku usil dan mulai bertingkah aneh.
Memang sedikit agak nyeleneh dan miring di bagian tertentu.
Dandananku tak seperti wanita kebanyakan yang sangat mengagungkan kecantikan.
Aku suka baju kaos dan sepatu kets,
Aku suka tas ransel dan membenci jelana jens.
meski sekarang sudah agak berbeda itu hanya karena tuntutan pendidikan dan peraturan sosialitas prakmatis.
Hahaha… selebihnya aku risih dan tak pernah merasa nyaman.
….
Aku memiliki banyak teman, dan diantara banyak teman itu hanya babarapa orang yang sabar mampu menerima aku apa adnya menjadi seorang sahabat.
Tak banyak yang bisa,
karena tak banyak yang mamapu membeli dan mencuri perhatianku.
Tak banyak yang bisa dan biasa membuatku tertawa,
tak banyak bisa membuatku menangis,
tak banyak yang mampu membuatku bermimipi. (tentang sahabat).
Aku kawan biasa yang pandai cakap dan gagu bila permula, dan itu wajar.
Aku masih ingat saat aku tersisih, di kampus.
Tak ada yang peduli, karena aku tak bisa peduli.
Tak ada yang menghibur, karena aku sedanga tak bisa terhibur.
Aku masih ingat aku sering duduk dibelakang kelas, tak ada yang memikat hanya menutupi rasa malu dan kesepian tak berteman.
Memang agak aneh, akulah mahasiswi yang tak menguikuti P2B karena alasan konyol . heee…
Suatu masa itu menjadi tak penting, saat aku mengenal ada beberapa orang yang mau peduli, yang mau menolehkan mukanya sekedar menghargai bahwa disitu ada aku,
ada hatiku.
Aku merasa bernilai bukan karena kau merasa memiliki,
tapi lebih karena aku mendapat sebuah hati yang baru, yang mau peduli.
Aku susah menjadi akrab,
aku sulit menyukai bilapun aku tak benar-benar menyukainya.
Aku menyukai kalian karena kalian menghargai hatiku,
karena kalian peduli terhadap hidupku dan bagaimana ceritaku.
Aku menjadi sisi yang lain diantara karakterku yang lain,
tak bermaksud mencari jati diri,
hanya kalian yang memberi aku sebuah jati diri.
Aku anak biasa yang sudah kalian buat menjadi tak biasa.
Menjadi istimewa malah..
Aku masih ingat saat sepatu kets kalian aku gantung di genteng kampus,
aku masih ingat saat banyak saos muncrat ke jilbab dan bajuku (yang putih dan jarang aku strika),
aku masih ingat saat dibentak pedangan yang memiliki rumah banjar di banjarmasin,
aku masih ingat saat bersama kalian aku main air sungai di kuin,
aku amsih ingat saat aku menghabiskan waktu siang sekedar makan soto kuin.
Aku masih ingat semuanya.
Aku mencintai semua ceritanya,
bukan karena itu istimewa,
tapi karena itu berharga.
Aku usil dan kalian mengasah keusilanku selalu,
tak banyak yang tahu tentang penyakitku ini.
kecuali orang terdekat seperti kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar