Kamis, 24 Februari 2011

Misteri 8 Watak, 8 Perilaku, 8 Kekuatan (Part 1)

oleh Tha LiNa pada 23 Februari 2011 jam 23:54
 
 
 
 
 
 
 

Jika ingin berfikir sederhana, maka terbersit dalam otak kecilku bahwa manusia memang tempat salah dan khilaf, maka wajar jika aku salah wajar jika aku alfa, aku manusia. Akan tetapi setelah otak besarku bergumam dan menjerit maka timbullah ide baru bahwa bukan merupakan sebuah pembenaran jika alasan kemanusiawian setengah kuno itu  aku jadikan sebuah tameng pembenaran murahan bahwa manusia tidak mampu berbuat kebaikan. Hal tersebut membuat mata hatiku berfikir untuk sedikit nekat menatang nyali hidup untuk mengembangkan kemampuan karakterku.

Terbersit halus dalam perasaan terluarku untuk memberanikan diri berkata bahwa setiap hari seharusnya aku dapat  dengan tegar meningkatkan kualitas untuk menjadi pribadi manusia yang baik. Ia… menjadi orang baik, orang  yang akan belajar berusaha berbuat, berkata dan berfikir yang baik untuk kehidupan ku yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Nanarku mulai lebam sejenak berfikir bahwa dalam kehidupan keduniawian ini ada berbagai macam jenis dan bentuk kekuatan yang itu dapat dilihat langsung dari filosofi dan fenomena alam semesta. Ada delapan kekuatan alam yang merupakan maha karya Tuhan yang keberadaannya dapat kita rasakan nyaris dalam setiap tabir nafas hidup kita. Delapan kekuatan itu adalah matahari, bulan, bintang, langit, angin, air, api dan tanah.

Untuk lebih menyentuh dinding fikir kemanusiawian kita, aku akan belajar menjabarkan makna sederhana ketika kita menjadikan delapan kekuatan tesebut menjadi patokan titik awal kita untuk sama-sama belajar menjadi manusia yang terus memperbaiki dirinya.

(Part 1 Matahari)

Matahari dikenal sebagai pusat dari sistem tata surya,merupakan sosok dari sumber kehidupan yang menjadi pijakan untuk hidup dan kehidupan. Matahari bersifat memberi dan melayani dengan setiap hari menyinari kehidupan kita di muka bumi. Dia adalah sosok yang konsisten untuk selalu menerbitkan diri di ufuk timur dan menenggelamkan diri di ufuk barat. Sosok ini tidak serakah, terbukti matahari selalu tawadhu akan goresan takdir ilahiah yang mengatur bahwa adakalanya pada saat lelah, dia harus bijaksana menarik diri dengan memberikan kesempatan kepada bulan dan bintang untuk menghiasi malam agar lebih indah.

Matahari tidak pernah mengeluhkan sebuah pengakuan dari umat manusia terhadap kebaikan. Dipuji atau tidak dipuji, diharapkan atau tidak, dinanti atau tidak, dia tidak peduli. Matahari hanya tahu satu hal, bahwa setiap pagi dia harus terbit dan sore hari dia harus tenggelam. Matahari harus ikhlas melaksanakannya tanpa sesekali mengeluh atau melanggarnya. Adakalanya matahari harus tetap bersinar walau satu orang umat manusiapun tak pernah terfikirkan untuk memintanya bersianar, karena pengakuan itu tak menjadi tujuan utamanya, yang matahari tahu hanyalah bersinarlah dengan sinar terbaik setiap hari.
Dalam memberi kasih sayang pun matahari tidak pernah menjadi sosok yang pemilih, ia tak pernah peduli apa dan bagaimana benda yang mendapat sinarnya, bagaimana wujud, bentuk rupa, warna dan balasannya, karena yang ia tahu hanya berbuat baik dengan tulus memberi tanpa pernah terfikir untuk menerima balasan.

Bahagia rasanya apabila aku dapat belajar banyak dari sosok matahari, menjadi sosok yang banyak bermanfaat meski posisinya hanya sebagai poros dan tidak pernah berputar. Ada kalanya kita menjadi sangat bijaksana ketika kita mampu tetap bermanfaat dan memberi kebahagiaan meski dalam posisi diam sekalipun.

Senin, 07 Februari 2011

surat untuk seseorang yang sangat tegar


Aku tak akan bertanya kabar tentang kamu …
Karena kau yang lebih tahu …











Sudahlah,
Aku hanya ingin bertanya,
kira-kira apa nama anak pertama dan anak terakhirmu nanti kawan … ?
Ingin rasanya aku berhadir dipesta pernikahanmu nanti,
Sekedar memastikan kau telah menemukan wanita terbaik dalam hidupmu,
Dan … kau bahagia,
Sengaja aku berkata begitu,
Karena aku tahu,
mimpimu jauh lebih banyak dari aku,
Citamu jauh lebih indah dari aku,
Cintamu jauh lebih menikung daripada kisahku,
Hm…
Hanya ingin sekedar berujar,
Lihatlah ….
Saat kau begitu,
Berapa banyak hati yang ‘peduli’ dalam diam mereka ?
Pikirkan dan berprasaanlah kawan …
Berapa banyak harap yang berdoa agar kau ‘tersenyum’ esok hari kawan ?
Pertimbangkan lagi keputusanmu itu temanku …
Aku tahu kau itu anak muda yang tegar,
Tak sekedar tegar,
tapi kau itu mirip kayu ulin.
Biar tercebur di galam lapuk jua pun … kau’ TETAP tak sudi berkata ‘dingin’ bahkan hingga berlumut !
Justru kau menikmatinya …
Burung-burung saja yang mengoceh pekik meratap,
Kau …
Tetap!
Mengunci mulut tetapi membuka hati.
Mangap-mangap dalam nadir …
(mungkin) itulah pilihanmu … (aku hanya meracau …
Sudahlah …
Yang aku tahu …
Kabari aku siapa nama anak pertama dan siapa nama anak terakhirmu nanti kawan,
Jangan sombong padaku ya…
Meskipun aku memilih menjadi ibu rumah tangga nantinya,
Jangan lupa menorah penamu dimata dunia,
Suatu hari akan aku tunjukkan tulisanmu pada putraku.
Kawan!
Apapun itu,
Aku harap kau bijaksana atas pilihanmu,
Aku tahu kau temanku,
Sahabatku,
Tak sekedar kamu.
Tapi kau yang dengan dua sisi mata uangnya …
itu nyata dan ada pada kau.
Sahabat.
Oh ya, jangan lupa bercermin sebelum pergi jalan-jalan yaa,
ada banyak lebah yang telaten mengamati hingga lis wajahmu.
Haa …



Jatinangor, 07 - Februari - 2011

Sabtu, 05 Februari 2011

ompong....kita sudah dewasa lho.

oleh Tha LiNa pada 13 Desember 2010 jam 11:15
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Halo adik,
Apa kabarmu ompong..”
Ahaha.. mana wajah yang kau banggakan mpong?”
Mana kulit putih mu dik…?
Mana muka yang katanya ganteng….?
Mana????
Dasar ompong..”
Ompong…”
Jeleeeeek..”
Ahahhaa….
Itulah kira-kira guyonan renyah menjelang sholat berjamaah,
biasa ku dengungkan berulang-ulang,
tepat di telinga,
Adik laki-lakiku.
Lalu kami berlarian beadu olok-olokan.
Main kejar kejaran di ruang tengah,
Lalu ayah memanggilnya untuk iqomad..
sholat magrib berjamaah.

Halo kaka gendut,!!!
Bagaimana perutmu ndut..”
Kapan meletus,?
Dasar bengkak,
sepupu badak,
hanpir meledak,
Dasar gembuuuuuuL,
Huahahahaa…
Ndut..ndut…
Malang nasibmu ndut..”
Bikin malu..”
Ah, rok saja ndak cukup.
Pakai sarung saja ke sekolah!!!!
ahahaa
Itulah ramuan sakti olok-olok Adik laki-lakiku,

Ahaha..
Waktu kecil kami berbanding terbalik,
Aku gendut sekali,, cukup bongsor untuk seusiaku.
Adikku menjulukiku Lina Toon.
Ya Tuhan….?
Kualat boleeeeeh.!)
Berbeda dengan adikku yang kurus dan tinggi,
Ada julukan ceking yang biasa ku luncurkan.
Hmmmm
Impas.

Kami beradu bahan olokan.
Padahal kami sadar kami sama-sama keren.
Hedeeeeeh) kambuh.!!
Penipuan.(hanya menghibur diri)

Aku dan adikku selisih usia enam tahun,
Cukup bagus untuk mendidikku menjadi anak tunggal,
putri satu-satunya selama enam tahun.
Ajeeeeep.
Aku memang sangat manja,
Tapi..
Bedanya,
Adikku lebih cepat dewasa dari pada aku.
Ini parah saudara!))

Saat kecil,
Kami selalu bersama.,
Kami sering mandi dan tidur-tiduran bersama,
Banyak hal yang dilakukan bersama,
Naik sepeda bareng.
Main ninja-ninjaan,
Saling beradu lempar sabun.
Lempar bola kasti.
Beeeughhh..sakitnya sampai pagi.!!
Apa lagi kalau kena kepala.
Bekunang-kunang.!
Hmmmm..
Nonton power ranger!
Batal puasa diam-dian (ahahhaa…)
Memaksa mama membeli robot.
Memaksa ayah membeli boneka,
Perang gara-gara baju lebaran..!
Ngintip adik mandi,
Malas ngerjain PR.
Ngunci adik di dalam rumah,
Mematikan lampu wc.
Saling beradu menyelam dalam air kamar mandi.
Lalu ada yang pura-pura mati!
Lalu ada yang panik,
Ahahaha…
Dihukum mama membersihkan kamar mandi,
Dipaksa ayah memakan kue buatannya yang gagal total.
Adikku aku paksa main masak-masakan.
Dia malu setengan mati,)
Adikku memaksaku main perang-perangan.
Satria baja hitam, atau kuga.
Hedeeeeeh….
Ada-ada saja…tak ada habis-habisnya.

Kami suka main watak.
Mama Cuma punya dua orang anak, tapi setengah hidup mengurusinya,
Ini repot saudara.
Laki-laki dan perempuan.
…..
Saat aku mulai beranjak dewasa,
Adik laki-lakiku panik,
Bertanya ini itu tentang perubahan tubuhku,
Ada-ada saja,
Aneh ya?” ko jadi begitu ka….?” ko jadi begini?"
Dia puas mengolok-olokku,
Aku Sampai menangis.
Ya TUhaaaaaaan……
….
Saat dia mulai dewasa,
Aku bagai sang maestro mengolok-olok suaranya yang nge’bass..
Ahahaha….
Dia puasa bicara, pasang wajah buram di hadapanku.
Katanya biar irit,
Ahaha…
Suaranya asik,
Aku suka itu.
…..
Aku dan adikku saling menyaksikan proses kehidupan kami,
Dia adalah saksi perubahanku,
Sedang aku adalah saksi perubahannya,
….
Adikku tahu semua kebiasaan buruk dan baikku,
banyak hal tentang aku dan kegilaanku
begitupula sebaliknya.
Aku tahu adikku,
Adik laki-lakiku.
…..
Lama tak bersua, sekarang kami terpisah lautan dan angkasa,
Aku merantau mengais-ngais ilmu di ranah hijau manglayang,
Sedang dia,
Menjadi penguasa tunggal putra satu-satunya di rumah,
Di keluargaku,
Sekarang dia full dimanja,
Lebih tepatnya dibebani tanggung jawab menjaga keluarga.
Haha..tak apa.
Tiap minggu dia atau aku saling menelpon atau sms,
Sekedar say halo apa kabar kakak di sana..
Bagaimana kabar adik tercinta di sana,
Kakak minta kau jaga ayah bunda,
Adik minta kaka cepat cuti,
ahaha
…..
Laki-laki yang menuju dewasa,
Si ompong yang sangat bertanggung jawab,
Si kurus yang sangat mencintaiku,
Ahaha 10 tahun lalu..
…..
Sekarang ia sudah dewasa,
Tak banyak hal yang ku harap dari adik laki-lakiku...
Adik…
Kakak tidak mengharapkan kamu mendapatkan semua hadiah di dunia ini..
Kakak hanya mengharapkan kamu mendapatkan apa yang paling kamu nikmati
Kakak mendoakan kamu waktu - untuk tersenyum, untuk tertawa
Gunakan waktu itu dengan benar - mudah-mudahan kamu akan menjadi sukses

Kakak mendoakan kamu waktu untuk melakukan banyak perbuatan dan pemikiran-pemikiran yang baik
Tidak hanya kamu, tapi juga untuk orang lain

Kakak mendoakan kamu waktu, bukan untuk tergesa-gesa dan terburu-buru
Tapi untuk menetap di sana, tempat yang semestinya kamu berada…

Kakak mendoakan kamu waktu, bukan disia-siakan
Tapi untuk dimiliki dan digenggam, sehingga beberapa mungkin akan tersisa
Untuk menggairahkan pandangan-pandangan hidup untuk mempercayai jalannya
Daripada berjalan pada waktu yang melangkah tanpa mau mundur
Kakak mendoakan kamu waktu mencapai bintang-bintang
Dan waktu untuk tumbuh, menjadi dirimu yang sekarang
Kakak mendoakan kamu waktu untuk berharap lagi mencintai lagi
Karena tidak ada artinya untuk menunda hal-hal yang tepat waktu
Kakak mendoakan kamu waktu untuk menemukan jalanmu
Untuk mengisi setiap harinya, setiap jamnya dengan keceriaan
Kakak mendoakan kamu waktu untuk memaafkan apa yang harus kamu maafkan
Kakak mendoakan kamu waktu - untuk dimiliki - untuk HIDUP

Miss you bro ^-^

namaku menjadi namamu

oleh Tha LiNa pada 13 Desember 2010 jam 23:00
malam tadi, penduduk langit kembali tersipu malu,
mereka kembali ku ingatkan..
namaku itu berbeda dengan namamu..
tapi, tetap...dan selalu saja...
mereka semua memanggilku dengan namamu,
kesimpulanku, ini semuabukan karena mereka tidak tahu, atau tuli.
tapi...
karena aku yang terlalu banyak berdoa untukmu,
terlalu sering mengulang-ulang mengucapi namamu,
hingga aku bolak-balik mengeja huruf dalam namamu,
wajar saja.
kiranya penduduk langit akhirnya memanggilku dengan namamu,
mereka mengira kita ini satu kesatuan.
mungkin mereka tidak lagi beranggapan aku dan kamu,
tetapi kita.
ya..
kita.
satu kesatuan,
walau sebetulnya kita tidak menyatukannya.
tapi sudahlah..
mereka itu pendududk langit,
aku malu membantahnya..
dan berbantah-bantahan untuk ini.
hm..
sayangnya kamu tak pernah tahu,
namamu sudah dikenal habis seisi penduduk langit.
kamu sudah terlalu tersohor dan menggema di sana,
aku yang menggaungkannya setiap malam,
aku bahkan terhampir lupa dengan namaku sendiri,
aku sering terseok meminta kepadaNya,
beberapa dari penduduk langit kadang mengiba melihatku,
mereka sering menenangkanku,,
mereka tak pernah sadar bahwa aku memang sudah tak dapat dihentikan.
aku menjadikan namamu sebagai sebuah bait terakhir yang wajib aku sebut dalam nanar doaku.
dan kamu tak pernah tahu.
tapi, tidak menjadi alasanku untuk menghentikannya.
mendoakanmu adalah kewajaranku.

sehingga saat aku dipanggil-panggil penduduk langit dengan namamu..
aku sudah sangat terbiasa.
hanya orang bumi yang masih memanggilku dengan namaku,
sedangkan mereka yang di atas?

hm....
semua mengulum senyum untuk tetap memanggil namaku dengan namamu,
walau telah lelah aku beri penjelasan.
tapi,
tapi,
tapi,
diam-diam aku menyukainya,
aku pun merasa nyaman.

walau malam ini kembali akan terseok nanar berpasrah hati,
kita lihat,
pasti malam ini namamu lagi yang akan dialamatkan kepadaku.

aku suka.
(parah)
tapi aku ikhlas.

Meminta warisan kepada ibu.

oleh Tha LiNa pada 09 Desember 2010 jam 9:37
 
 
 
 
 
 
 
 
Cita-citaku sangat sederhana,
Bahkan terlampau sederhana.
Aku hanya ingin seperti ibuku.
Menjadi kehagatan dalam selimut keluarganya.
Menjadi api saat kami semua beku dalam siksa musim dingin.
Menjadi air saat kami semua haus dalam derita musim tandus.
Menjadi pensil warna saat kami semua tawar dalam bias hitam dan putih.
Menjadi cahaya saat kami semua buta dalam kerangkeng pekatnya gelap.
……..
Aku hanya ingin mewarisi “karakteristik” ibuku hingga sum-sum tulang belakangku.
Bagiku itu warisan yang tak ternilai harganya.
Rasanya tak ada satupun yang ingin aku lewatkan.
Aku terlampau mengagumi ibuku sendiri,
Bahkan aku seolah tak mau peduli,
Aku tutup mata tutup telinga dengan sosok jutaan wanita lain di muka bumi ini.
Mereka semua hebat!!
Aku akui,
Aku membungkukkan badan.
Aku angkat topi.
Tapi,
Diantara ribuan wanita hebat itu tak ada satupun yang mampu mempertaruhkan nyawanya untuk aku,
Tak ada yang mau,
Tak ada yang mampu,
keculi ibuku!
Tak ada satupun wanita di dunia yang rela tidak tidur satu malam penuh hingga pagi,
Hanya untuk menungguiku saat ku terkapar sakit di atas tempat tidur!
Tak ada satupun wanita di dunia yang sanggup menerima kenakalan dan egoismeku hingga aku dewasa!
Tak ada satupun wanita di dunia yang ikhlas merawatku walau aku anak bebal!
Suka menjawab pertnyataan yang tak pantas dijawab.
Tak ada satupun wanita di dunia yang menerima keadaanku yang tidak bisa dibanggakan!!!!
Tak ada prestasi, hanya caci maki.
Tak ada satupun wanita di dunia yang sama seperti ibuku!
……
Wajar jika aku ingin seperti ibuku.
Mengagumi ibu sampai aku mati.
Mencintai ibu sampai sel-sel tubuhnya.
Menghormati ibu sampai helai rambutnya yang sudah rontok.
Mengagungkannya hingga bekas telapak kakinya.
Menciuminya hingga ujung telapak kakinya.
Itu wajar.
Bahkan…
Itu wajib bagiku.
……

Matahari dari Timur

oleh Tha LiNa pada 02 Desember 2010 jam 11:02
Tak banyak yang mengetahui romansa persahabatan kami.
Tapi itu nyata dan ada.
Banyak sahabatku disini,
Dari lorong ke lorong,
Dari ruang ke ruang,
Dari panas hingga hujan,
Dari tawa hingga tangis air mata,
Dari dingin hingga hangat,
Dari nol hingga menjadi satu,
Dari biasa hingga istimewa,
Dari ranah darah adam hingga hawa,
Dari tawar hingga ada rasa,
Lengkap.
Banyak sekali jenis dan karakteristik makhluk hidup yang bernama manusia.
Di sini.
Aku menyukai perbedaan ini.
Sekarang.
(meski,dulu sangat asing)
Aku menyukai warna-warni manusia di sini.
………………….
Denyut jantung yang ku hirup romansa kicau anak cucu Adam Hawa setiap hari.
Tinggi rendah similir jutaan karakteristik sel butir darah manusia.
Kami anak muda.
Yang merah darah,
Tapi masih terlalu hijau.
Kontras dan penuh romansa warna-warna vocal.
Menukik tajam di setiap sudut lorong sisi kehidupan di sini.
Kami runcing dan mencolok,kawan.
Tapi kami fleksibel dan satu suara.
…………….
Suatu masa dalam arus putaran waktu.
“EMANG PENTING KAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH ………..!!!!!!!!!”
Itulah satu potong kalimat yang hampir memaksa air mataku jatuh,
Tapi cepat ku tahan.
Aku tidak layak menangis hanya untuk itu.
Air mataku terlalu berharga.
Meski, jelas..
Kali itu ada torehan luka kecil, tapi ini sangat dalam.
Mencabik halus di relung perasaan kulit terdalamku.
Aku tersinggung.
Merasa tidak dihargai,
Minimal sebagai manusia yang menuntuk hak azasi manusianya.
Tiap manusia yang berhak mendapat penghormatan,
Minimal tidak untuk disakiti dan di maki-maki.
Bukan untuk diacuhkan.
Kali ini betul-betul-betul-betul…..
MENOHOK.
Tepat di ulu hati dimensi sisi perasaanku.
(Di sisihkan, dan tidak dianggap)
Itulah sketsa halus percik perasaanku.
Saat itu.
……………
“hey, tidak semua manusia bisa terima kalimatmu itu di sini”
“yang lain mungkin bisa, tapi saya tidak”
“kau tak pernah fikirkan siapa tahu ada yang tersinggung akibat ulah kalimatmu itu?”
………..
Itulah kalimat balasan yang aku ucapkan mengakhiri kekesalanku pada saat itu.
Sosok ini betul-betul membuatku dongkol mati saat itu.
KASAR.
TAK PUNYA PERASAAN.
(itulah isi otak di kepalaku tentang dia)
Begitulah aku,
Sekali ada yang bikin ulah,
Akan ada nada cacat kecil bertumpuk,
berlapis, dan berlipat,
Terindoktrinasi halus dan detail dalam benak dan perasaanku.
Tersinggung.
Itulah ending perasaanku saat itu.
…………..
Waktu.
Kejadian itu berakhir.
Dia hanya diam, sedikit melempar senyum tak terdefinisi untuk aku.
Aku malas melihat wajahnya,
Kali itu dia agak mengulum senyum,
Mungkin dia juga agak terperanjat saat itu.
Mencoba menutupi rasa dirinya dengan senyum, atau….
Entahlah.
Kali ini ku lihat di wajahnya ada gurat halus tanda menerima alibiku.
Ada mimik persetujuan alasan yang sedikit mampu dia teguk pada saat itu,
Ada kemungkinan hati yang bergoncang ringan akibat ulah kalimatku.
Tapi entahlah.
Sudahlah…
Aku sudah senang mengeluarkan perlawanan itu.
Tersadar diri mau menerima atau tidak terhadap alasanku,
Aku TAK PEDULI.
…………..
Tapi,
Ternyata,
Dia menerima, mengeluarkan kata maaf untukku.
Aku,
Aku,
Aku,
Lega.
Ada hawa lembab halus mnembasahi bias tabir lapisan perasaanku,
Yang awalnya sempat memuai hawa panas dipermukaan wajahku.
Kata maafnya membuatku cair.
Mendingin, dan semi simponi yang mereda.
Aku jadi tahu,
Hatinya memiliki celah untuk mereguk sedikit alasan batinku,
batin yang senstif dengan kalimat:
“EMANG PENTING KAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH ………..!!!!!!!!!”
………..
Jika dia tidak penting,
Maka untuk apa aku peduli ???!!!
Untuk apa aku berbicara,
Untuk apa aku membalik badan hanya untuk sejenak mendengar atau mengangguk dalam pembicaraannya.
Aku berbicara,
Aku peduli,
Aku balik badan,
Itu karena dia penting dan berharga.
………..
Itulah sepotong kisah tragedi,
Tragedi hati saja.
Episode singkat, saat TUHAN mengirimkan satu SAHABAT yang baru kepadaku.
Mengirimnya dengan prolog rasa dongkol,
Berujung pada rasa simpatik di bungkus kado persahabatan.
………..
Watak yang hampir terlahir dari tetesan magnit batu karang yang keras.
Terlihat membatu dan kokoh,
Tinggi, angkuh dan bercokol congkak.
Tapi tahukah,,,
Aku pun baru tahu.
Batu karang itu memiliki jutaan pori yang sangat halus dan mudah menerima zat dan material lain.
Gampang tersentuh,
Ahahahahaaa…
Itulah sosoknya.
Ada batu mutiara di balik cangkang kerang padang lautan bawah air yang misterius dan kejam.
Itulah dia.
Juga.
………
Ada banyak hal yang aku pelajari dan belajar dari sosoknya.
Tegas berbeda dengan keras.
Keras berbeda dengan kasar.
Kasar berbeda dengan tegas.
Tegas- keras- kasar.
Tiga perbedaan,
Tiga pengertian,
Tiga situasi,
Tiga penggunaan.
Tidak semua orang keras itu kasar,
Tidak bisa kasar kalau tidak keras.
Jika ingin tegas, harus terlihat keras.
Huuuuh…ini beda kawan.
Ini sangat berbeda.
Aku agak panik membuat tiga definisi kali ini.
………..
Pengalaman hati yang unik,
Belum pernah dikasari,
Hingga terasa sangat terluka,
Padahal bagi dia dan beberapa manusia itu biasa dan berwarna.,
Tapi itulah aroma sitrun darah perbedaan peradatan manusia.
Aku jadi menyukai itu.
Aku jadi mengagumi itu.
Tak banyak,
Tapi tidak juga tak sedikit.
Hm…
Hapus memori itu,
Tak semudah dibayangkan otakku.
Menjadi hantu dalam pengalaman hidupku.
Jadi, sudah lah..
Toh ini sangat indah,
Dari tragedy aku punya arti.
Tidak perlu merubahnya,
Karena tidak ada yang perlu dirubah.
Aku tetap dengan aku.
Dia tetap dengan dia.
………………..
Air dan api.
Seandainya tidak ada api,
Maka seluruh umat manusia tidak akan pernah merasakan hangatnya minum kopi,
Padahal sudah jelas, bubuk kopi harus dilarutkan terlebih dahulu dalam air.
Itulah persahabatanku,
Seandainya tidak ada tragedi,
Maka seluruh isi kepalaku tidak akan pernah merasakan indahnya romansa sitrun persahabatan,
Padahal sudah jelas, persahabatan harus dilarutkan terlebih dahulu dalam perbedaan.
…………………………
Matahari dari timur.
Thanks untuk kalimat:
“EMANG PENTING KAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH ………..!!!!!!!!!”
Hahaaaahahhaaa….
Ternyata kalimat itulah yang  membutmu menjadi penting dalam daftar persahabatannku.
…………………………
Kali ini penting, kawan.
Tegur aku saat aku salah.
Ingatkan aku saat aku hilaf,
Tarik aku saat aku mulai jauh.
Terangi aku saat aku mulai gelap.
Ada banyak kewajiban yang harus kita tunaikan atas nama persahabatan.
Tidak penting banyak sedikitnya pertemuan kita kawan..
Tapi yang terpenting adalah banyak sedikitnya namaku dan namamu terucap dalam tiap sujud dihamparan sajadah kita tiap lima waktu.
…………………………..
Kado kecil di akhir tahun untuk sahabat.
Matahari dari timur.

Ucapan selamat ulang tahun buat mama …



5 februari 2011







Selamat ulang tahun mama,
Genap usiamu 44 tahun,
Doaku sangat banyak untuk mu,
Pintaku kepada Tuhan akan sangat berbusa,
Selamat menikmati pertambahan usiamu yang selalu berbulir dengan bertambahnya kebijaksanaan dalam hidupmu mama…
Doaku padamu kesehatan selalu membungkus hidupmu,
Doaku padamu kebahagiaan selalu menghiasai rinai tawamu,
Doaku padamu kebijaksanaan selalu membalut tutur kata pikiran dan perasaanmu,
Doaku padamu cinta selalu menjadi butiran sel darah dalam setiap nafasmu,
Doaku padamu keimanan dan ketadhuan selalu selimuti seluruh sisi kehidupan duniamu,
Doaku lagi, semoga kau selalu tersenyum bahagia saat menghantar tidur yang malam dan menyambut pagi yang hangat.
Doaku lagi, semoga selalu ada jalan kemudahan untukmu di saat semua pintu kesulitan itu ada,
Doaku lagi, semoga pintamu selalu dijawab Tuhan dengan hal terbaik dalam kehidupanmu,
Doaku lagi, semoga umurmu selalu menjadi jembatan kasih sayang bagi kami yang mengenalmu,
Banyak lagi doaku, mama …
Berbahagialah disetiap harimu mama …. Karena sesungguhnya ketika engkau membuka mata di pagi hari, engkau terus terlahir ke dunia …
Ada kami yang selalu mencintaimu mama…
Ada ayah yang tak sungkan menggelar selimut saat kau dingin,
Ada ayah yang tak malu mengompres keningmu saat kau demam,
Ada ayah yang tak pernah kuasa melihatmu bersedih,
Ada ayah yang tak pernah kuasa mengumbar senyum saat kau berbahagia,
Ada aku yang tak pernah mampu mengeja kebaikanmu,
Ada aku yang tak kuasa menahan air mata saat mengingatmu,
Ada aku yang tak bisa menahan manja saat menyentuh tangan dan pipimu,
Ada aku yang tak akan pernah rela saat orang membuatmu terluka, sedikitpun!!
Ada aku yang tak akan pernah merasa ragu jika harus menghambakan hidupku dalam pelukmu,
Ada adik yang tak pernah merasa nyaman bila tidak memakan masakanmu,
Ada adik yang tak akan pernah bisa keluar dari rumah jika tidak mencium punggung tanganmu,
Ada adik yang tak pernah bisa amarah ketika luluh mendengar bujukanmu,
Ada adik yang tak akan pernah bisa menyandingkan kasih sayangmu dengan wanita manapun di dunia,
Ada ayah, aku dan adik yang selalu mencintaimu … mama.
“selamat ulang tahun yang ke 44, Allah telah banyak member hadiah dan pengalaman terindah di setiap hidupmu sampai hari ini”
Happy birthday mom … ^^