Kamis, 24 Februari 2011

Misteri 8 Watak, 8 Perilaku, 8 Kekuatan (Part 1)

oleh Tha LiNa pada 23 Februari 2011 jam 23:54
 
 
 
 
 
 
 

Jika ingin berfikir sederhana, maka terbersit dalam otak kecilku bahwa manusia memang tempat salah dan khilaf, maka wajar jika aku salah wajar jika aku alfa, aku manusia. Akan tetapi setelah otak besarku bergumam dan menjerit maka timbullah ide baru bahwa bukan merupakan sebuah pembenaran jika alasan kemanusiawian setengah kuno itu  aku jadikan sebuah tameng pembenaran murahan bahwa manusia tidak mampu berbuat kebaikan. Hal tersebut membuat mata hatiku berfikir untuk sedikit nekat menatang nyali hidup untuk mengembangkan kemampuan karakterku.

Terbersit halus dalam perasaan terluarku untuk memberanikan diri berkata bahwa setiap hari seharusnya aku dapat  dengan tegar meningkatkan kualitas untuk menjadi pribadi manusia yang baik. Ia… menjadi orang baik, orang  yang akan belajar berusaha berbuat, berkata dan berfikir yang baik untuk kehidupan ku yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Nanarku mulai lebam sejenak berfikir bahwa dalam kehidupan keduniawian ini ada berbagai macam jenis dan bentuk kekuatan yang itu dapat dilihat langsung dari filosofi dan fenomena alam semesta. Ada delapan kekuatan alam yang merupakan maha karya Tuhan yang keberadaannya dapat kita rasakan nyaris dalam setiap tabir nafas hidup kita. Delapan kekuatan itu adalah matahari, bulan, bintang, langit, angin, air, api dan tanah.

Untuk lebih menyentuh dinding fikir kemanusiawian kita, aku akan belajar menjabarkan makna sederhana ketika kita menjadikan delapan kekuatan tesebut menjadi patokan titik awal kita untuk sama-sama belajar menjadi manusia yang terus memperbaiki dirinya.

(Part 1 Matahari)

Matahari dikenal sebagai pusat dari sistem tata surya,merupakan sosok dari sumber kehidupan yang menjadi pijakan untuk hidup dan kehidupan. Matahari bersifat memberi dan melayani dengan setiap hari menyinari kehidupan kita di muka bumi. Dia adalah sosok yang konsisten untuk selalu menerbitkan diri di ufuk timur dan menenggelamkan diri di ufuk barat. Sosok ini tidak serakah, terbukti matahari selalu tawadhu akan goresan takdir ilahiah yang mengatur bahwa adakalanya pada saat lelah, dia harus bijaksana menarik diri dengan memberikan kesempatan kepada bulan dan bintang untuk menghiasi malam agar lebih indah.

Matahari tidak pernah mengeluhkan sebuah pengakuan dari umat manusia terhadap kebaikan. Dipuji atau tidak dipuji, diharapkan atau tidak, dinanti atau tidak, dia tidak peduli. Matahari hanya tahu satu hal, bahwa setiap pagi dia harus terbit dan sore hari dia harus tenggelam. Matahari harus ikhlas melaksanakannya tanpa sesekali mengeluh atau melanggarnya. Adakalanya matahari harus tetap bersinar walau satu orang umat manusiapun tak pernah terfikirkan untuk memintanya bersianar, karena pengakuan itu tak menjadi tujuan utamanya, yang matahari tahu hanyalah bersinarlah dengan sinar terbaik setiap hari.
Dalam memberi kasih sayang pun matahari tidak pernah menjadi sosok yang pemilih, ia tak pernah peduli apa dan bagaimana benda yang mendapat sinarnya, bagaimana wujud, bentuk rupa, warna dan balasannya, karena yang ia tahu hanya berbuat baik dengan tulus memberi tanpa pernah terfikir untuk menerima balasan.

Bahagia rasanya apabila aku dapat belajar banyak dari sosok matahari, menjadi sosok yang banyak bermanfaat meski posisinya hanya sebagai poros dan tidak pernah berputar. Ada kalanya kita menjadi sangat bijaksana ketika kita mampu tetap bermanfaat dan memberi kebahagiaan meski dalam posisi diam sekalipun.

1 komentar:

  1. matahari memang bertawadhu dengan erporos di titik tengah tata surya bima sakti, namun manusia itu dinamis dan susah menerima pembenaran dari apa pun yang terlontar dari kebenaran di luar sistem kekuasaannya sebagai makhluk pemikir... adalah suatu pembenaran pragmatios ketika berkata kita bukan malaikat namun kita hanyalah manusia yang bisa diombangambingkan hilaf dan dosa,... ketahuilah bahwa manusia diciptakan untuk bisa bertindak sebagai malaikat, sebagai iblis, ataupun lebih parah dari dua karakteristik perumpamaan hitam dan putih yang mengikuti dua hal itu... percaya atau tidak khalifah di dunia memang termahkotai kepada manusia namun banyak kelemahan manusiawi yang kita tidak tahu kita tahu bahwa kita tidak tahu kita mengetahui ketidaktahuan kita terhadap diri, asal, proses sistem hidup, dan akhir perjalanan singkat kita di dunia yang fana ini.

    BalasHapus